Jumat, April 17, 2009

Mengirim Pahala Bacaan Alqur’an untuk Mayyit


Oleh : Abu Salma Ibnu Rosyid


Anak yang sholih merupakan dambaan setiap orang tua, anak yang sholih akan senantiasa menginginkan kebahagian bagi orang tuanya. Anak yang sholih tentunya akan senantiasa memberikan yang terbaik kepada kedua orang tuanya baik semasa hidup mereka atau setelah meninggalnya.

Bagi kita yang telah kehilangan orang tua pasti merasa sangat kurang bakti dan sikap terimakasih kepada mereka, namun akankah kita berbakti dan beramal untuk mereka dengan cara-cara yang tidak disyareatkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam ? Tentu saja tidak. Untuk orang tua yang kita sayangi dan yang kita inginkan kebahagiaannya kita akan berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka.

Termasuk amalan yang banyak dilakukan kaum muslimin ketika mereka mewujudkan cinta kasihnya kepada orang yang telah meninggal baik itu orang tua atau selainnya adalah membaca alqur’an dan pahalanya dikirimkan kepada mereka. Bagaimana hukum permasalahan ini ?

Marilah kita simak pembahasan yang berikut ini .

Selamat membaca !

Mengirim Pahala Bacaan Al-Qur’an untuk Mayyit

Oleh Asy-Syaikh Muqbil Al Wadi’i -Rahimahullah-

Pertanyaan 35; Apabila dibacakan Al Qur’an, apakah pahalanya sampai kepada si mayyit?

Jawab; Tidak sampai, dan ini adalah pendapat Al Imam Asy-Syafi’i rahimahullah dan beliau berdalil dengan firman Allah Ta’ala, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (Qs. An-Najm (39);53). Dan juga hadist yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya dari hadist Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa beliau bersabda, “Apabila anak adam meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara; sedekah jariyah, atau anak yang shalih yang mendoakannya, atau ilmu yang bermanfaat”.

Apabila anak adam meninggal dunia terputuslah amalannya, beliau tidak katakan amalan orang lain (melainkan amalannya –pentj), orang yang membolehkannya bersandar kepada alasan ini, dan sebenarnya tidak ada dalil yang tegas untuknya, bahkan dalil yang tegas adalah bahwa ketika dua anak perempuan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meninggal dunia, dan Utsman bin Madz’un, Hamzah, serta beberapa orang shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, apakah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah memerintahkan untuk mengirim bacaan untuk mereka? Atau beliau tidak memerintahkannya? Beliau tidak memerintahkan untuk membacakan Al Qur’an untuk mereka.

Manusia (sekarang) lebih memperhatikan bid’ah dan meninggalkan yang wajib, saya tidak katakan mereka meninggalkan sunnah, bahkan mereka meninggalkan yang wajib.

Katakan kepada mereka, orang-orang yang lalai; mana yang harus didahulukan membayarkan hutang-hutang si mayyit atau membacakan untuknya Al Qur’an?! (Akan tetapi) yang mereka dahulukan adalah membaca Al Qur’an. Mana yang lebih utama juga membayarkan hutang-hutangnya atau membacakan untuknya Al Qur’an?! Mereka mengutamakan membacakan Al Qur’an. Kaum muslimin telah mengambil ajaran Islam melalui taklid, “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar” (Qs. Al Baqarah; 111).

Mana (riwayat yang menerangkan kalau) Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu membacakan Al Qur’an untuk Fathimah Radhiyallahu ‘Anha disaat Fathimah Radhiyallahu ‘Anha wafat, mana (riwayat) tersebut dengan sanad yang shahih?! Mana (riwayat) anak-anaknya Abu Bakar (pernah) membacakan Al Qur’an kepada Abu Bakar As-Shiddiq?! Yang penting saudara-saudaraku fillah, sekalian kesengsaraan dan kerugian ada pada selain jalan Allah Ta’ala.

Apabila seseorang mewakafkan tanah demi bacaan Al Qur’an (agar dibacakan untuknya Al Qur’an -pentj) maka wakaf tersebut batil (tidak sah -pentj) dan dibagi-bagikan di antara ahli warisnya kecuali kalau para ahli waris ingin agar tanah tersebut tetap untuk kemaslahatan seperti untuk madrasah tahfidz Al Qur’an atau untuk sumur (umum) atau yang lainnya dari maslahat-maslahat yang bermanfaat, maka yang demikian itu tidak mengapa. Wallahul musta’an.


sumber:

http://www.ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=35


Senin, April 13, 2009

WASPADA TERHADAP "VIRUS MERAH JAMBU = VIRUS CINTA"

Waspada terhadap munculnya Virus Baru.. Virus Merah Jambu..sering diidentikkan dengan rasa "aneh" yang hinggapi hati-hati yang lalai, lalai dari mengingat Allah, lalai beribadah, lalai pada keinginan, hasrat tuk raih Syahid.. dan lalai terhadap tujuan akhir yang akan ditempuh.. dan tanpa disadari, bisa menggeroti file-file rasa ikhlas dalam dada, merusakkan imun amal, membuat pipi bersemu merah, angan pun melayang tak tentu arah, lalu mengacaukan sistem pertahanan hard disk Iman ..

Hati-hati !! karena virus hati tak dapat diawasi keberadaannya..tak dapat dikenali wujudnya.. It's very danger untuk lebih kita cermati, untuk lebih kita hayati keberadaannya.. hingga kita pun harus tahu tanda munculnya Virus Merah Jambu.. harus bisa meraba apa yang seharusnya kita rasa..rasa yang tak terkendali, asa yang terus menari, angan yang terus melayang, harap yang masih bertahan..ada ingin yang terus gayuti kalbu. Ahh..Virus Merah Jambu.. begitu indah untuk di rasa, begitu resah yang membara.. saat mengingat dia.. saat bersamanya, saat temui sosoknya - dia dan hanya dia.. seseorang yang spesial untuk kita, yang berarti untuk kita..seseorang yang merajai tiap langkah kita, seseorang yang.. Ehm.. begitu mempesona..

Virus Merah Jambu..bagaikan darah yang mengalir saat melewati tiap aliran nadi kita, merusakkan kabel - kabel darah yang ujungnya selalu di gayuti oleh setan yang selalu tertawa lebar melihat kegagalan kita meraih RidhoNya.. Dan Virus Merah Jambu pun menembus ke ulu hati.. meluluhlantakkan pusat sistem otak syaraf dan akal kita.. Let's talk about it..

Yup.. Virus Merah Jambu.. “VIRUS CINTA”.. yang paling melenakan kita, paling berbahaya dari virus komputer akal yang pernah ada.. Virus Merah Jambu bisa timbul karena ada tangan dan pihak ketiga yang menelusup ke tiap sanubari kita, yang munculkan was-was pada diri kita..ketika kita tak bersamanya..saat tak bertemu dengannya.. ketika dan ketika.. segala waktu kita persembahkan untuknya.. Yang ada hanya resah terasa, dan rasa cinta yang kobarannya kalahkan api membara, yang penanya setajam pisau rajam, yang mulutnya, matanya, bibirnya, hidungnya, tangannya, sekujur tubuhnya.. selalu bertasbih namanya..selalu menyebut namanya.. Dan.. aacchh.. CINTA.. nama yang begitu indah dan bermakna..

Tak heran rasanya kalau mendengar / baca kisah si Virus Merah Jambu alias 'cinta'..bagaimana tajamnya pisau cinta yang 'singgah' ke hati majnun dan laila.. Karena pada tiap manusia menginginkan cinta, membutuhkan cinta, karena 'cinta' menimbulkan keasyikan, kesetiaan, kemesraan dan rasa kasih sayang, lalu mempertahankan cinta dengan taruhan nyawa, harta atau bahkan tahta sekalipun jadi tidak mengapa..

Akan tetapi bila rasa mulai pudar, bila rasa mulai sirna..suasana hati jadi berubah..rasa setia jadi ingkar-curiga..asyik dan mesra jadi bosan-memuakkan, kasih sayang menghilang, rasa ingin bersama jadi pengen berpisah, berjauhan, tidak tegur sapa..endingnya broken heart..putus cinta..N' sekali lagi.."Cinta"..trus menyerang, memadamkan api yang mulai berkobar..

Perhatikan apa yang difirmankan Allah dalam Surat Al Jaatsiyah (45) : 23.."Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat sesuai dengan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan menjadikan tutupan atas penglihatannya ? Maka siapakah lagi yang akan memberikan petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat) Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran ?".

Amati sekali lagi Surat Al Baqarah (2) : 65.. "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman mereka sangat cintanya kepada Allah..". Astaghfirullah..

Seorang hamba yang dilanda cinta, selalu ingat akan cintanya, selalu ingat akan kekasihnya. Setiap kesempatan akan digunakan sebaik-baiknya untuk memenuhi hasrat cintanya. Begitu juga halnya dengan seorang hamba yang tulus cintanya pada Khaliqnya, ia senantiasa akan selalu ingat kepadaNya. Semua daya upaya dipersembahkan untuknya, meski untuk mempertahankan kebahagiaan hidupnya ia harus mempertaruhkan hartanya, kedudukan, kekuasaan, perniagaan, anak, istri, dan keluarganya, serta tak lupa jiwa raganya pula.

Dalam Firman Allah SWT, Qs At Taubah (9):24.." Katakanlah:"Jika bapa-bapamu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, isteri-isterimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya, dan berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik".

Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak mau memberi kecuali karena Allah, maka dia sudah menyempurnakan imannya". (HR. Abu Daud) ; "Tidaklah seorang hamba mendapatkan manisnya Iman kecuali harus terdapat di dalam hatinya 3 aspek berikut : Hendaklah Allah dan RasulNya paling ia cintai dibanding yang lainnya, hendaklah ia mencintai seseorang hanya karena Allah, dan hendaklah ia benci untuk kembali pada kekufuran setelah Allah selamatkan ia sebagaimana ia benci untuk dilemparkan kedalam api neraka" (HR. Bukhari Muslim).

So.. Virus Merah Jambu.. yang menguasai hati.. jika kita tegas menyikapinya, jika kita bisa rusak jaringannya (atau mampu jadi 'hacker' nya hati), jika kita mampu mengendalikannya, jika kita tahu keberadaannya.. niscaya hati mampu mengontrol semua perilaku kita, semua cinta kita jadi terkendali karena Hati adalah pengendali. Jika ia baik, baik pula perbuatannya. Jika ia rusak, rusak pula perbuatannya. Maka menjaga hati dari kerusakan adalah wajib, apalagi Virus Cinta..

Mencintai Allah seperti kekasih.. Allahu Akbar !! (Ya Allah..jadi rindu dech sama Allah !!), tiap disebut namaNya.. bergetarlah hati kita (Surat Al Anfaaal (8) : 2.."Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka dan hanya kepada Allah mereka bertawakkal".. Subhanallah), ada pesona alam yang kita kagumi, dari ciptaannya sekecil atom sampai yang membentang di jagad raya, tak ada yang dapat menandinginya.. Lalu bagaimana khabarnya..Hai Virus Merah Jambu ?? Apakah sudah tahu keberadaanNya ?? Apakah sudah terkendali ?? Atau sudah musnah ?? Kuraba lagi sendi-sendi hati.. Alhamdulillah..sudah terkendali, Alhamdulillah..sudah tiada.. Kini yang ada hanya cinta untukNya.. Yup, Cinta untuk Allah yang tak dapat ditandingi hasratnya, yang tak dapat dicerna maknanya..Subhanallah..

"Katakanlah : jika kalian memang cinta kepada Allah, maka ikutilah aku, pastilah Allah cinta kepada kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Qs. Ali'Imran (3) : 31).

Pisau tak selamanya dapat membunuh seseorang... penapun terkadang lebih tajam dari sebilah pisau. Maka amati 'hati' dengan cara yang ma'ruf..luruskan niat dan bertawwakallah pada ALLAH SWT.

Ya Allah, karuniakanlah kepada kamu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu, serta amal yang menyampaikan kami kepada cintaMu.. (Dari berbagai sumber "Cinta" yang tersedia !!).

Siapakah yang Ukhti Pilih?

Muroja’ah: Ust. Aris Munandar


Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu, hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah bersamanya.

Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak. Tentu kita tidak ingin bahtera tumah tangga yang sudah terlanjur kita arungi bersama laki-laki yang menjadi pilihan kita kandas di tengah perjalanan, karena tentu ini akan sangat menyakitkan, menimbulkan luka mendalam yang mungkin sangat sulit disembuhkan, baik luka bagi kita maupun bagi buah hati yang mungkin sudah ada. Lagipula, kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala, Robb sekaligus Illah kita satu-satunya sangat membenci perceraian, meskipun hal itu diperbolehkan jika memang keduanya merasa berat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah slogan yang biasa dipakai untuk masalah kesehatan. Dan untuk masalah kita ini, yang tentunya jauh lebih urgen dari masalah kesehatan tentu lebih layak bagi kita untuk memakai slogan ini, agar kita tidak menyesal di tengah jalan.

Saudariku muslimah, sekarang banyak kita jumpai fenomena yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Banyak dari saudari-saudari kita yang terpesona dengan kehidupan dunia, sehingga timbul predikat ‘cewek matre’, yaitu bagi mereka yang menyukai laki-laki karena uangnya. Ada juga diantara saudari kita yang memilih laki-laki hanya karena fisiknya saja. Ada juga diantara mereka yang menyukai laki-laki hanya karena kepintarannya saja, padahal belum tentu kepintarannya itu akan menyelamatkannya, mungkin justru wanita itu yang akan dibodohi.

Sebenarnya tidak mengapa kita menetapkan kriteria - kriteria tersebut untuk calon pasangan kita, namun janganlah hal tersebut dijadikan tujuan utama, karena kriteria-kriteria itu hanya terbatas pada hal yang bersifat duniawi, sesuatu yang tidak kekal dan suatu saat akan menghilang. Lalu bagaimana solusinya ? Saudariku, sebagai seorang muslim, standar yang harus kita jadikan patokan adalah sesuatu yang sesuai dengan ketentuan syariat. Karena hanya dengan itu kebahagian hakiki akan tercapai, bukan hanya kebahagian dunia saja yang akan kita dapatkan, tapi kebahagiaan akhirat yang kekal pun akan kita nikmati jika kita mempunyai pasangan yang bisa diajak bekerjasama dalam ketaatan kepada Allah.

Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:

1. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik, dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak, serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri, siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?” Hasan bin ‘Ali menjawab, “Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang ia akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim kepadanya.”

2. Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat dosa, dan lain-lain.

“Siapa saja menikahkan wanita yang di bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi)

Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.” (Majmu’ Fatawa 8/242)

3. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.

4. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.

5. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.

6. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.

7. Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya: Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih-lebihan; memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan; memaafkan kekurangan istri dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya; memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-tempat maksiat; menjaga istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya; memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga istri; memanggil istri dengan panggilan kesukaannya; dan yang terpenting bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.

Satu hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jangan pernah membayangkan bahwa laki-laki yang sholeh itu tidak punya cacat & kekurangan. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.

Siapa yang Menyuruhmu Pakai Hijab atau Jilbab?

Ukhti Al-Muslimah…

Pernahkah bertanya, mengapa memakai jilbab? Dan siapa yang menyuruh? Bukankah itu perintah Allah :

“Wahai Nabi (SAW) katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. 33 : 59).

Tidakkah ia mengetahui bahwa ia mentaati perintah penciptanya, yang memberi rizqi, yang menciptakan langit dan bumi dan mengetahui mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai dengan makhluk-Nya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

“Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi.” (QS. 2 : 284).

Allah Yang Menciptakanmu : “Demikian itulah Allah Tuhanmu, tidak ada Tuhan yang patut di sembah selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS. 6 : 102).

Yang memberimu nikmat : “Dan apa saja nikmat yang ada padamu maka dari Allah jualah.” (QS. 16 : 53).

Yang mematikanmu : “Dan datanglah sakaratul maut (kematian) sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari dari padanya.” (QS. 50 : 19).

Yang berfirman : “Pada hari (ketika) Kami berkata kepada neraka jahanam : Apakah kamu sudah penuh ? Dia menjawab : Masih adakah tambahan?” (QS. 50 : 30 - 31).

Yang berfirman : “Hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan (Yang terhormat), dan Kami menggiring orang-orang yang durhaka ke neraka jahanam dalam keadaan dahaga.” (QS. 19 : 85 - 86).

Yang Mengadili pada hari yang menakutkan : “Pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya, dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk akan tetapi adzab Allah itu sangat keras.” (QS. 22 : 1).

Ukhti Al-Muslimah… Tidakkah kau baca firman Allah : “Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali (Yang biasa) nampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka.” (QS. 24 : 31). Yaitu tidak menampakkan sedikit pun perhiasannya kepada orang-orang asing (bukan muhrim), kecuali sesuatu yang tidak mungkin disembunyikan berupa pakaian yang tidak menyolok, dan hendaklah menjulurkan penutup kepalanya (jilbab) sampai ke dadanya sehingga tertutup. Al-Imam Bukhori meriwayatkan dari Aisyah radliyallahu ‘anha. Ia berkata : “Semoga Allah merahmati wanita-wanita pertama yang berhijrah (Muhaajiraat), yaitu ketika Allah menurunkan firman-Nya : “Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dalam mereka.” (QS. 24 : 31). (Mereka langsung merobek pakaian mereka untuk dijadikan jilbab). Ukhti Al-Muslimah… Janganlah berkata, “Kita bukan mereka. Bagaimana mungkin kita bisa mencapai apa yang mereka capai?” Jangan kau heran! Seorang penyair arab berkata : Contohlah mereka walaupun tidak persis. Sebab mencontoh orang yang mulia itu beruntung. Ukhti Al-Muslimah… Tidakkah kau baca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS. 33 : 53). Lebih suci bagi hati siapa, wahai ukhti? Lebih suci bagi hati istri-istri Nabi, (Ummahatul Mu’minin). Lebih suci bagi hati para shahabat Nabi, Umat yang terbaik setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Bagaimana dengan hati kita pada masa sekarang? Apakah Zat yang menciptakanmu, yang mengetahui cara yang terbaik untuk mensucikan hati, sama dengan orang yang tidak mengetahui hal itu?

Ukhti Al-Muslimah… Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman : “Wahai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang-orang yang beriman : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampunan lagi Maha Penyayang.” (QS. 33 : 59). Ibnu Abbas radliyyallahu ‘anhu berkata : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan istri-istri orang yang beriman, apabila keluar dari rumah untuk suatu keperluan, hendaklah menutup wajahnya dari atas kepala dengan jilbabnya.” Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan istri-istri orang yang beriman hal tersebut diatas, agar mereka dikenal dengan tertutup rapi, bersih dan suci. Dengan demikian ia tidak akan diganggu orang-orang yang jahat. Coba kau perhatikan : Siapa yang lebih sering digoda dan diganggu lelaki di jalan? Tentu mereka yang suka tersolek ala jahiliyyah (jahiliyyah modern). Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ini : “Dan perempuan-perempuan yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan dan berlaku sopan adalah lebih baik dari mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 24 : 60). Allah memberitahukan bahwa berjilbabnya perempuan tua yang tidak ingin menikah lagi serta tidak menampakkan perhiasan itu lebih utama, walaupun diperbolehkan bagi mereka untuk buka wajah dan tangan dengan syarat berlaku sopan (Islami). Al-Qur’an telah mewajibkan wanita muslimah untuk memakai jilbab (hijab) dan mengharamkan bersolek ala jahiliyyah (tabarruj). Ukhti Al-Muslimah… Dengarlah kata ibunda kalian, ummul Mu’minin ketika bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Apa yang harus diperbuat wanita dengan bawah baju mereka?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Hendaklah ia turunkan satu jengkal (dari lutut).” Ummul Mu’minin berkata : “Kalau begitu akan tersingkap kaki kami, wahai Rasulullah?” Nabi bersabda : “Turunkan satu lengan dan jangan dilebihkan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Subhanallah! Ummahatul Mu’minin meminta agar diperpanjang bajunya, sedang wanita-wanita kita malah banyak yang mempersingkat (menaikkan ke lutut bahkan ada yang diatasnya) dan mereka tak peduli. Nabi dan Kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al-Qur’an Al-Karim. (Syair Arab).

Adapun hijab artinya adalah menutup badan, dan sebagai cirri dari sekumpulan peraturan social yang berhubungan dengan keadaan wanita dalam undang-undang Islam, yang telah ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menjadi benteng yang kuat, yang menjaga kehormatan, kemuliaan dan keluhuran wanita. Pakaian yang memelihara masyarakat dari fitnah, dan dalam ruang lingkup yang ketat sebagai sarana bagi wanita untuk membentuk generasi Islam, merajut masa depan umat, yang pada gilirannya ikut berperan dalam perjuangan Islam dan mengokohkannya di muka bumi ini.

sumber : http://www.kotasantri.com/

Jumat, April 10, 2009

Doa Berlindung dari Kejelekan Amalan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ

Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari kejelekan amalan yang telah aku kerjakan dan yang belum aku kerjakan.”

Selasa, April 07, 2009

Bukan dari Rakyat

Menjelang pesta demokrasi alias pemilu, begitu banyak persiapan yang dilakukan para pengusungnya, dari kota sampai ke desa; berjajar partai-partai yang akan turun ke kancah politik. Mulai dari partai senior sampai partai junior, bahkan partai yang menisbahkan dirinya kepada Islam pun tidak mau ketinggalan mengambil posisi dalam memeriahkan pesta demokrasi. Tak ada satu jalan pun kecuali telah dipenuhi dengan baleho-baleho para caleg, spanduk-spanduk partai, stiker, dan atribut lainnya. Beribu-ribu ungkapan dan janji yang tertulis hampir di setiap sudut kota. Semuanya terkadang buat bingung; yang mana harus dipilih?

Adanya pesta raksasa semodel ini terkadang membuat orang lupa segalanya sehingga ia tak pernah mau tahu apakah menerapkan demokrasi beserta tetek bengeknya dibolehkan dalam agama kita??! Selain itu, banyak diantara manusia yang masih salah paham, sehingga menyandarkan demokrasi kepada Islam atau memasukkannya ke dalam Islam dengan menamakannya sebagai siyasah syar’iyyah (politik Islam). Padahal Islam sangat bertentangan dengan demokrasi. Jadi, tak mungkin disebut dengan siyasah syar’iyyah !? Orang yang beranggapan seperti itu hanya berbicara tanpa dalil, sampai setan pun tidak akan bisa membantunya untuk mendatangkan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebab suatu perkara disebut "syar’i" bila bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber hukum tertinggi bagi manusia. Adapun demokrasi, maka ia tidak bersumber dari keduanya. Bahkan demokrasi itu bersumber dari pikiran dan ide manusia yang tak lepas dari segala sifat kelemahan yang dimilikinya. Demokrasi adalah ide lancang yang dicanangkan pertama kali oleh orang kafir sampai hari ini demi membabat dan menyingkirkan syari’at Allah yang sempurna. [lihat Haqiqoh Ad-Dimuqratiyyah (hal. 16 & 19)]

Kedudukan DEMOKRASI ini akan semakin jelas, jika kita mengetahui maknanya. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani dan tersusun dari dua kata. Kata pertama adalah “Demo” yang bermakna rakyat atau penduduk. Kata yang kedua adalah “Krasi” yang berasal dari kata “Kratia” yang berarti aturan hukum dan kekuasaan. Dua kata Yunani ini, kalau digabungkan, menjadi “Demokrasi” yang berarti pemerintahan dari rakyat.

Jadi, DEMOKRASI adalah hukum dari rakyat untuk rakyat sendiri, dalam artian suara rakyat adalah hukum dan kekuasaan tertinggi. Dalam prakteknya, demokrasi tergambar dalam suara terbanyak. Keputusan apapun yang dipilih oleh suara terbanyak, maka itulah yang harus diambil dan diterapkan. [Lihat Tanwir Azh-Zhulumat bi Kasyf Mafasid wa Syubuhat Al-Intikhob (hal.16) karya Syaikh Abu Nashr Al-Imam]

Subhanallah , teori semacam ini amat bertentangan dengan Al-Quran, dan As-Sunnah. Karena di dalam syariat islam, hukum hanya milik Allah. Segala keputusan manusia harus kembali kepada Allah (Al-Qur’an), dan Rasul-Nya (Sunnah).

“Hukum (keputusan) itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia”. (QS. Yusuf :40)

Allah berfirman kepada Rasul-Nya:

“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka dengan sesuatu yang diturunkan Allah”. (QS. Al-Maidah :49)

Allah menjelaskan bahwa hukum itu bukanlah menjadi milik rakyat dan para anggota parlemen, tapi milik Allah saja. Allah memerintahkan Rasul-Nya untuk memutuskan perkara diantara manusia dengan wahyu yang Allah turunkan berupa Al-Qur’an dan Sunnah.

Syaikh Muhammad Aman Al-Jamiy-rahimahullah- berkata, "Tidak ragu lagi bahwa sistem demokrasi adalah sistem mulhid (atheis) jahiliyyah, tak cocok bagi kita di negeri ini (KSA), bahkan tak cocok bagi semua negeri-negeri Islam yang beriman dengan aturan Islam…Jika rakyat yang menetapkan aturan hidupnya; yang menetapkan segala keputusan, dan melaksanakan keputusan sang hakim yang menganut paham demokrasi. Jika demikian halnya, maka apa lagi yang tersisa bagi Allah Robbul alamin Yang Menciptakan para hamba, dan mengutus rasul-rasul-Nya kepada mereka serta menurunkan kepada mereka kitab-kitab-Nya yang mengandung aturan yang rinci lagi adil, tak ada kecurangan, dan kekurangan padanya. Jadi, Allah-lah saja Yang Menetapkan syari’at. Dia telah menetapkan syari’at yang adil". [Lihat Haqiqoh Ad-Dimuqratiyyah (hal. 14-15) karya Al-Jamiy]

Selain itu, manusia yang merupakan makhluk lemah tidak mungkin akan menyamai syari’at dan petunjuk yang Allah tuangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah, walaupun seluruh manusia bersatu merancang keputusan, perundang-undangan, dan aturan hidup, maka mereka tak mungkin akan mampu menandinginya. Allah -Ta’ala- berfirman,

"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya)-, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir". (QS. Al-Baqoroh: 23-24).

Al-Hafizh Ibnu Katsir Asy-Syafi’iy-rahimahullah- berkata, "Ini juga merupakan mu’jizat yang lain, yakni Allah mengabarkan berita yang pasti, tanpa takut, dan khawatir bahwa Al-Qur’an ini tidaklah mungkin akan dihadapi (dilawan) dengan sesuatu yang semisalnya selama-lamanya. Demikianlah realitanya; Al-Qur’an tak pernah bisa dihadapi dari dulu sampai zaman kita sekarang, dan memang tak mungkin!! Bagaimana mungkin hal itu terjadi bagi seseorang, sedang Al-Qur’an adalah firman Allah Sang Maha Pencipta segala sesuatu; bagaimana bisa firman (ucapan) Sang Maha Pencipta diserupai oleh ucapan makhluk?!!" [Lihat Tafsir Ibnu Katsir (1/91)]

Jadi, petunjuk terbaik, dan paling sempurna; hukum yang paling lengkap dan universal serta cocok di setiap tempat dan zaman adalah Al-Qur’an yang berisi segala kebaikan dunia dan akhirat.

Para Pembaca yang budiman, DEMOKRASI yang merupakan produk buatan manusia yang banyak memiliki kekurangan, dan kebatilan. Diantara kebatilan-kebatilan demokrasi:
Menentukan Hukum Berdasarkan Suara Terbanyak

Banyaknya manusia yang memilih dan menetapkan suatu perkara bukanlah menjadi tolok ukur bahwa perkara itu benar dan baik. Tapi segala perkara harus ditimbang dan diukur dengan wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah).

Jika suatu perkara dikembalikan dan diukur dengan pikiran dan ide kebanyakan orang, maka yakinlah bahwa perkara-perkara itu akan banyak memiliki kekurangan dan pelanggaran; jauh dari jalan Allah. Jadi, manusia –bagamanapun banyaknya- bukanlah pengambil keputusan tertinggi, dan bukan sumber hukum tertinggi, karena kebanyakan manusia jauh dari jalan Allah, dan memiliki sifat-sifat buruk.

Allah -Ta’ala- berfirman,

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka. Dan mereka tidak lain hanyalah berdusta”.( Al-An’am :116)

Ahli Tafsir Jazirah Arab, Al-Imam As-Sa’diy-rahimahullah- berkata, “Ayat ini menunjukkan bahwa banyaknya pengikut tidak bisa menjadi dalil kebenaran. Sebaliknya, sedikitnya pengikut tidak bisa dijadikan dalil bahwa itulah yang batil. Bahkan kenyataan menunjukkan kebalikannya, pelaku kebenaran sedikit jumlahnya, namun mereka besar kadar dan pahalanya di sisi Allah. Bahkan yang wajib dijadikan dalil untuk mengetahui kebenaran dan kebatilan adalah jalan-jalan yang bisa mengantar kepada hal itu (yakni, Al-Qur’an). [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman (hal 233)]

Allah -Ta’ala- berfirman,

“Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Yusuf: 40)

Kalau ada diantara manusia yang mengetahui kebenaran, maka mereka pun kebanyakannya membenci kebenaran itu. Allah berfirman,

"Sesungguhnya kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu". (QS. Az-Zukhruf :78).

Diantara sifat buruk pada mayoritas manusia, mereka tak mau beriman. Allah -Ta’ala- menyebutkan sifat buruk ini dalam firman-Nya,

“D an sebagian besarmanusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya”. (QS. Yusuf :103)

Selain itu, kebanyakan manusia tidak pandai bersyukur kepada Allah, bahkan banyak yang mengingkari nikmat-nikmat Allah. Allah -Ta’ala- berfirman,

“Sesungguhnya allah mempunyai karunia terhadap manusia,tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur” (QS. Al-Baqarah:243)

Jika kita bandingkan antara orang yang murni imannya (bertauhid) dengan kaum musyrik, maka kita mendapati orang musyrik lebih banyak. Allah -Ta’ala- berfirman,

“ Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain). (QS.Yusuf: 106)

Pembaca yang Budiman, Allah mengabarkan tentang keadaan mayoritas manusia bahwa kebanyakannya tidak beriman, tidak bersyukur, tidak mengetahui, dan kebanyakan menyekutukan Allah serta benci kepada kebenaran. Lalu bagaimana mungkin memutuskan suatu hukum dengan pendapat mayoritas?! Padahal banyak diketahui bahwa mayoritas manusia sepakat untuk berbuat zhalim, melampaui batas, bahkan ingkar kepada Allah.

Andaikan hak suara di parlemenyang mengatas namakan Islam ada 69 suara dan yang menyelisihinya juga 69 suara. Lalu ditambah 1 suara dari orang kafir lagi dzolim, maka aspirasi yang menyuarakan hukum Al-Qur’an akan kalah dan terbuang !!! Karena dikalahkan oleh suara orang jahat tadi. Apakah perbuatan seperti ini bijak?!! Sama sekali tidak bijak, andaikan mereka berpikir !!!
Menyamaratakan Manusia

Dalam ajang demokrasi semua orang posisinya sama; seorang ulama dan bertaqwa sama posisinya dengan orang yang jahil lagi dzolim. Orang yang sholeh sama posisinya dengan seorang pelacur; Pria sama kedudukannya dengan wanita. Demikianlah demokrasi, adapun di dalam Islam, semua diposisikan secara proporsional. Allah berfirman,

“Maka apakah patut kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang berdusta (orang kafir)? Mengapa kamu (berbuat demikian); bagaimanakah kamu mengambil keputusan. (QS. Al-Qalam : 35-36)

Allah berfirman:

“Maka apakah orang yang beriman seperti orang fasik (kafir)? Mereka tidak sama” . (QS. As-Sajdah : 18)

Allah -Ta’ala- berfirman membedakan dengan bijak antara pria & wanita,

"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Baqoroh: 228).

Ayat-ayat ini merobohkan prinsip kesetaraan dan kesamaan yang terdapat dalam sistem demokrasi yang zholim
Menghilangkan Prinsip Loyalitas

Al-Wala’ (loyalitas) dan Al-Bara’ (tidak loyalitas) merupakan salah satu asas yang sangat penting di dalam islam. Oleh karena itu, kami akan menjelaskan apa arti Al-Wala’ dan Al-Bara’. Al-Wala’ adalah cinta karena Allah dan saling tolong menolong karena Allah. Al-Bara’ adalah benci karena Allah dan saling bermusuhan karena Allah. Adapun dasar perkara ini, firman Allah:

“Wahai orang-orang beriman! janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali (orang yang dicintai) dengan meninggalkan orang-orang mu’min. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menyiksamu)? (QS.An-Nisaa’: 144)

Rasulullah bersabda,

مَنْ أَحَبَّ لِلّهِ وَأَبْغَضَ لِلّهِ وَأَعْطَى لِلّهِ وَمَنَعَ لِلّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ اْلإِيْمَانَ

“Barang siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan karena Allah, maka sungguh ia telah menyempurnakan imannya . [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (1864); di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (5965)].

Jadi, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan kita berloyal kepada orang-orang mukmin, dan membenci orang-orang kafir. Adapun dalam demokrasi, sikap ini disingkirkan dan dijauhkan dengan sejauh-jauhnya. Cinta dan benci tidaklah muncul karena Allah, namun muncul karena partai. Jika sesuai dengan tujuan partai, maka ia akan dirangkul dan dicintai; siapapun orangnya. Namun jika berseberangan dengan misi politiknya, walaupun dia seorang muslim yang beriman, maka dia memusuhinya. Lahaulah walakuata illa billah

Sumber :http://almakassari.com/?p=337

Surat Syaikh Al Albani kepada Pemuda FIS (Tentang Pemilu dan Parlemen)

Berikut ini adalah surat syaikh Albani kepada para pemuda FIS yang menanyakan kepada beliau tentang hukum parlemen dan pemilu di Aljazair. Tulisan beliau ini juga menjawab syubhat para hizbiyyun (termasuk Wahdah Islamiyah Makassar) yang senantiasa menggunakan fatwa beliau untuk menghalalkan PEMILU.

=======================
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18981 rrmenod
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8404 adna
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15313 xlaCe h
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15698 raeOndre
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12352 ossI n
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=255 oRe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=98 rei
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9629 aChpCeu pe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18540 radtoserO eVc
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7109 u hnca
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10756 leE Cplvahi
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=317 iVS rtaof
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11876 dpa
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10252 seB eru
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=388 yriie BoF
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11687 eaoelHx br
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14851 alPuoniosn h
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10462 harexaC peiD
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12366 oilre
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=144 olenxE
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18155 rc
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=21 xfrEe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11680 r
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12793 c
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14578 a
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11589 aGCdoeh no
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13787 i
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=37 oa
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10014 e CyrOdetrons
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12513 Kb
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=217 h
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=78 n
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=83 ghaaAwhns
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8341 B neytAvdaa
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6619 il ZharsPtresc
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7074 Aae arOnrb
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=53 ei
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14508 Phr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=158 ccHod
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11344 hF ela
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17959 eS
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10987 ucvEeBar
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=185 hdevotor
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6542 reCae cyph
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15201 i sByPu
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=112 emi
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15684 iensPanedPcho
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15117 ahreoe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15460 lahleCPd
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12695 ter
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=137 lEl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=130 okfDa
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17861 pnhSm
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18204 m i
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=19023 eBu y
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=344 Cec
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15978 f Prgrra
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11932 C
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=4950 BmolCyap
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=250 imPru
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9384 ernpxCha C
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10980 s rEcuarPauhxe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=57 xao
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16874 rcrRre
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=293 G-e
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=202 axtn
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=135 voniD
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=206 d
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=245 Perpcai
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9139 C
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=1179 mdeie
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13731 ynay
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17560 erO rmd
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14067 te
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18673 ePuurcamaesih V
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12359 yrdoiB uls
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13486 o
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5688 rpuhtas
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14767 vrOloradedxNe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15880 lisch
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10063 retot OeCdryc
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9461 c
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13241 pilini
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17847 runy
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=162 dHo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=270 aiak
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8236 sterhAxPaaa
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8334 m
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17448 rasclaiiuu
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=1537 Dgre dnrie
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12205 P arsritmhcx
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=329 maAC-e-pinnere lPmc
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=278 Sltch
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10882 ms
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15166 xlaih
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=207 Mib
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11141 i reamFr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10553 iDd
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=131 ri
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16146 eChPpian
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5842 baact
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17315 err
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=178 in
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10903 pnChEp
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18246 re
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6045 ced
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9902 ashrcu P
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=153 Gxse
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=260 naan
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15411 el
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=335 aRomua
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=39 et
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15005 yrOBouxl y
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10931 enhrE a
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15047 aetrxcsl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9118 a aPi
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15250 inhie P
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10119 hDz aanaleCo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7473 htdaaA
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16048 piCphaeP
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8796 ia ehpB
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10168 asetoel aCehDp
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=89 a
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=63 ulcAp
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8677 rhBcouab
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5410 PFcarioeusri
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14263 etkr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6822 v
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=4964 ppa
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16664 hn
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9965 dOamleCbrty
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5933 sNu
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13780 BinM
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12716 Cah
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=4722 apeCororOo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5657 dtrrpr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9230 aexOd lrrephneCi
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5898 OuNxemierrd
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18526 slihoPaaVdcnesra
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=93 uiendifA
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9566 oi
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=150 n
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=4992 rh
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15936 org uaB
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8040 irexmihrPue
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10889 EByn
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13542 inrLtdereO
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16566 uher
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=357 eeGnr aeT
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15943 drgPr o
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8887 rr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11295 pCrhee
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9524 rdmbvC
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8600 iauehdepl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5276 Beuhpynd eir
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5737 LaacPmoersazh
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15103 e
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16517 caulaPrR
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18379 hpssar
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11673 blBueaH x
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12373 eihl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=61 xy
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16125 scPouc
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7900 aaB yAru
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8453 aCv p
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16958 oaePhrcgRna sei
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5013 Cea
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=107 C
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9923 Crop np
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13283 Lrieaunroiiph
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6766 ohZrasuhci erPt
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=352 X
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16377 io- u
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15740 PBrd ivyecua
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16825 Rdielrpe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12611 rKir
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8502 raa
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14424 n sOe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=173 ebaKft
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=319 eltm
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=285 or
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6724 rBuaytm
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10196 cesl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=4313 Cpldhalard
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=1611 tLe d
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=59 p
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14228 ode M
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7123 AOierucrdl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9559 ceCebuoai
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18589 Oie
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10602 rdnitie rDl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=2424 m Oord
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=4611 chiaoPrnse Bt
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11519 Phaear
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6773 rB coyZuo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8488 toa uyAv
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13430 sr rpPseoocr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7606 leylr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11925 ipa
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17413 rearrSnuOgii
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14753 ciselzaaouh
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=715 eOhmdnrPnrr ite
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13381 csLPpahrie duo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=19016 rscenou
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10609 enti
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14956 c
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11232 aBy
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=215 cien
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11099 xoee C
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10021 teapsnCo y
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=143 aEsi
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13038 vrLhu aaseinPuce
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=257 Re-intA
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=232 lP
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=358 fG
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7711 Ar deryla
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5041 noiC dhur
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11820 m
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8691 BerdoOsr nian
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7662 Ote
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=184 e
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14375 eMOdclyex-rGe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5891 BNxemyu u
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8194 uyAr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=281 un
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=303 atan
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=4943 e
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=295 odln
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=0 oyirc
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8978 CalBny
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7214 BocAune
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15642 u
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17707 lOrSo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9482
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7459 laauyAdB t
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5758 rb
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=259 nr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16384 O
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6052 nxhcyepoat
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=2825 ohrelirO
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=363 ERlygl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5290 Er
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9972 at apl
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=128 tle
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16818 eapr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5617 reaLxh pea
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8481 uhe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5006 eCeno
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5849 rrcOreb aMhetmo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=321 T
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13493 ner
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=282 raSuenm
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7669 c
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11624 f rieoeBtGur
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=2755 CnTpuae
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12989 LanchaPre uree
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17168 Srpnheeo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18449 nipnthe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8446 Arepd vraoOr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7795 rcao
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14319 Mo
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18645 hpe enVaC
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14627 NCeiom
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11477 BsomauxF
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13794 nuqMaCeax
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=17756 pe
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6885 nyph ZbCae
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5786 atbr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=16286 emrriduOP
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14410 aes PM
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=165 Idum
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=10749 rEdavl i
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=360 rL
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=76 moAxi
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12128 CdI p
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=399 apBDymae
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=305 lr eonZm
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11883 ae
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13094 dytoi
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5940 c
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=7655 yaBl cteuA
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=8775 arixrsP
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9083 eraC r
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=13976 uMcay eorvB
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=5835 uehdrMrae
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12471 eahp l
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6689 etalZCp
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=18288 lyuaT
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=4 nmAie
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=397 eyr
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=6396 ies crnVu
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14970 eapecahahrh
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=14564 oltilcB
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=11813 e cauPchioiHdm
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=80 tAicrep
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=15348 lP
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=58 baynZ
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=12849 iuaLxB y
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=9517 Ce oy
http://www.cookingwithbooze.com/pro.php?p=32 ob

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji milik ALLAH, kami memujiNya, memohon pertolonganNya, meminta ampunanNya dan kami berlindung kepada ALLAH dari segala keburukan diri kami dan kejelekan perbuatan-perbuatan kami. Barangsiapa diberi hidayah oleh ALLAH tidak akan ada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan tidak akan ada yang dapat memberikan hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain ALLAH semata, tiada sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan RasulNya.

Selanjutnya kepada majelis dakwah dan bimbingan organisasi FIS, Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Wa ba’du, pagi hari ini Selasa, 18 Jumadil Akhir 1412 H, saya telah menerima surat dari kalian yang dikirimkan melalui faks. Saya telah membacanya dan memahami pertanyaan-pertanyaan sekitar pemilu yang menurut kalian akan segera dilaksanakan pada hari Kamis, yaitu lusa. Kalian mengharapkan agar saya segera memberikan jawaban. Oleh karena itu, saya bergegas untuk menuliskan jawabannya pada malam Rabu, agar segera dapat dikirimkan kepada kalian melalui faks esok harinya, insya ALLAH. Saya menyatakan terima kasih karena kalian berbaik sangka kepad saudara kalian dan atas pujian kalian yang tidak layak saya terima. Saya memohon kepada ALLAH semoga kalian diberi taufik dalam berdakwah dan dapat memberi bimbingan kepada ummat.

Sekarang inilah jawaban saya terhadap pertanyaan kalian sesuai kemampuan saya dengan mengharapkan petunjuk ALLAH, semoga saya ditunjukkan jalan yang benar dalam memberikan jawaban ini.

Pertanyaan pertama :”Bagaimanakah hukum syar’i tentang Pemilu parlemen yang sedang kami ikuti untuk menjadi jembatan mendirikan negara Islam dan khilafah Islam ?”

Jawab : “Suasana paling membahagiakan kaum muslimin di negeri mereka adalah ketika bendera Laa ilaaha ilallah dikibarkan dan hukum ALLAh dijalankan. Tidak diragukan lagi, setiap orang Islam –sesuai dengan kemampuannya- harus berjuang menegakkan negara Islam yang didasarkan pada hukum ALLAH dan Sunnah RasulNya, menurut manhaj salafus shalih. Sementara sudah diyakini oleh setiap peneliti muslim bahwa hal semacam itu tidak akan terwujud kecuali dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.

Sebagai langkah pertamanya, hendaklah para ulama melaksanakan dua usaha penting sebagai berikut :
Pertama, mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada kaum muslimin di lingkungannya. Jalan satu-satunya adalah membersihkan ilmu-ilmu yang diwariskan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dari segala bentuk syirik dan paganisme, dimana mayoritas ummat Islam sekarang tidak lagi memahami makna kalimat Laa ilaaha ilallah. Kalimat thayibah ini mewajibkan pengesaan ALLAH dalam bidang Ibadah, pengesaan dalam do’a, sehingga seseorang tidak akan meminta bantuan kepada yang lain, tidak melakukan nadzar dan sesaji kepada selain ALLAH dan menyembah ALLAH hanya dengan cara-cara yang telah diajarkan oleh ALLAH dan RasulNyam seperti yang terungkap dalam bagian kedua kalimat syahadat, Muhammad Rasulullah.

Para Ulama berkewajiban untuk membersihkan kitab-kitab fiqih dari pendapat-pendapat dan ijtihad yang bertentangan dengan hadits-hadits shahih, supaya ibadah mereka diterima oleh ALLAH. Mereka juga wajib membersihkan hadits-hadits Rasulullah dari hadits-hadits dha’if dan palsu, yang karena dalam perjalanan sejarah, menyusup ke dalam hadits-hadits Rasulullah. Mereka juga harus membersihkan tingkah laku dan akhlaq ummat dari pengaruh-pengaruh ajaran thariqat sufi, zuhud berlebihan, beribadah secara berlebihan dan sebaginya yang bertentangan dengan ilmu yang benar.

Kedua, para ulama harus mendidik diri mereka sendiri, keluarga dan lingkungan mereka yang beragama Islam, dengan ilmu yang benar. Dengan demikian, ilmu mereka akan bermanfaat dan amal mereka akan menjadi amal shalih seperti ALLAH firmankan : “Barangsiapa mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah beramal shalih dan tidak melakukan syirik dalam menyembah Tuhannya.” (QS Al Kahfi 110)

Bila ada golongan ummat Islam yang telah melaksanakan gerakan tashfiyah dan tarbiyah syar’iyah, niscaya tidak akan ada lagi di tengah mereka orang-orang yang mencampur cara-cara syirik dengan cara-cara syar’i. Demikianlah karena mereka memahami bahwa Nabi telah membawa cara dan pola syari’ah yang sempurna.

Salah satu pola tersebut yaitu adanya larangan menyerupai kaum kafir, yaitu mengambil cara-cara dan sistem mereka yang bersumber pada tradisi dan kebiasaan mereka. Misalnya, memilih pemerintah dan anggota-anggota parlemen (DPR) melalui pemilu. Cara-cara ini sejalan dengan kekafiran dan kebodohan mereka yang mana mereka tidak bisa lagi membedakan antara keimanan dan kekafiran, antara yang shalih (baik) dan yang merugikan, antara laki-laki dan perempuan, padahal Tuhan kita telah berfirman : “Apakah Kami akan menjadikan orang-orang Islam itu seperti orang-orang yang berdosa (kafir) ? Mengapa kalian berfikir demikian , bagaimana kalian mengambil ketetapan seperti itu ?”. (QS Al Qalam :35-37). Allah juga berfirman :”Laki-laki tidaklah sama dengan perempuan”. (QS Ali Imran : 36).

Mereka juga mengetahui bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dalam usahanya mendirikan negara Islam, mengawali dengan dakwah tauhid, mengajak manusia mengesakan ALLAH, memperingatkan manusia dari penyembahan-penyembahan berhala dan mendidik mereka untuk menyambut panggilan hukum-hukum ALLAH sehingga masyarakatnya merasakan diri mereka bagaikan satu tubuh. Bila salah satu anggota merasa sakit, seluruh tubuh turut merasakan demam dan tidak dapat tidur sebagaimana diriwayatkan dalam hadits shahih. Tidak ada lagi di tengah mereka orang yang terus-menerus melakukan dosa-dosa besar, riba, zina dan mencuri kecuali segelintir orang saja.

Barangsiapa ingin mendirikan negara Islam dengan sebenar-benarnyua tidak akan mencapai sukses jika tetap membiarkan berkumpulnya orang-orang yang pemikiran dan perilakunya bertentangan dengan Islam, seperti yang dilakukan partai-partai Islam terkenal dewasa ini. Sebaliknya, yang harus dilakukan adalah menyatukan pandangan, pemahaman dan pikiran mereka berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang sahih, yaitu Al Quran, Sunnah Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam menurut manhaj kaum salafus shalih seperti diuraikan tersebut di atas sebagaimana firmannya : “Pada hari ini, orang-orang mukmin bergembira dengan pertolongan ALLAH”. (QS Ar Rum : 4).

Siapapun yang menyimpang dari metode tersebut dalam memperjuangkan berdirinya negara Islam dan mengikuti cara-cara orang kafir dalam mendirikan negara mereka, langkahnya ibarat orang yang menyembur api dan menimpa mukanya sendiri. Perhitungan semacam itu salah – jika tidak boleh disebut dosa – karena menyalahi petunjuk Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan tidak berdasarkan contoh beliau, sedangkan ALLAH telah berfirman :”Sesungguhnya bagi kami ada contoh yang baik pada diri Rasulullah bagi siapa saja yang mengharapkan ridla ALLAH dan hari akhirat dan banyak mengingat ALLAH”. (QS Al Ahzab : 21).

Pertanyaan kedua :”Bagaimana hukum syar’i tentang membantu dan mendukung kegiatan untuk parlemen ?”.
Jawab : Kami tidak menasehatkan kepada siapapun saudara kita sesama muslim, untuk mencalonkan diri menjadi anggota parlemen di suatu negara yang tidak menjalankan hukum ALLAH, sekalipun undang-undang dasarnya menyebutkan Islam sebagai agama negara. Kami tidak menganjurkan demikian, karena dalam prakteknya teks semacam itu hanya sekedar meredam semangat para anggota parlemen yang ingin menerapkan syariat. Dalam negara semacam itu, para anggota tidak pernah sedikitpun mampu merubah undang-undang yang berlawanan dengan Islam sebagaimana terbuktui dalam beberapa negara yang menyatakan Islam sebagai agama negaranya.

Beberapa hukum yang telah ditetapkan oleh parlemen bertentangan dengan Islam. Alasan yang dikemukakan “belum sempat melakukan perubahan”, seperti yang kita saksikan di beberapa negara. Para anggota parlemen dari kalangan Islam yang bergaya Barat ternyata juga mengikuti pola-pola mereka. Mereka bermaksud melakukan reformasi terhadap orang lain, tetapi sebelum reformasinya berhasil, ternyata mereka lebih dulu menjadi rusak. Ibarat pepatah :”Hujan itu pada awalnya hanya setetes, tetapi lama kelamaan semakin lebat.”

Oleh karena itu, sama sekali kami tidak menyarankan kepada siapapun untuk mencalonkan dirinya dalam pemilu parlemen. Namun jika ummat Islam melihat bahwa para calon-calon anggota parlemen adalah musuh-musuh Islam, sedangkan disitu ada calon-calon beragama Islam dari partai-partai Islam, dalam keadaan semcara ini saya menyarankan kepada setiap orang Islam untuk memilih calon-calon dari partai-partai Islam saja dan orang-orang yang mendekati manhaj ilmu yang benar seperti yang diterangkan di atas.

Saya katakan demikian, sekalipun saya berkeyakinan bahwa pencalonan diri dan pemilu parlemen tidak akan dapat merealisasikan tujuan seperti yang diterangkan di atas. Langkah ini hanyalah merupakan langkah untuk memperkecil keburukan atau untuk menghindarkan bencara lebih besar dengan memilih langkah melakukan kesalahan yang lebih ringan, seperti digariskan oleh ahli fiqh (mengambil sesuatu yang paling kecil keburukannya dari beberapa keburukan yang lebih besar, pen.).

Pertanyaan ketiga :”Bagaimana hukumnya kaum perempuan mengikuti pemilu ?”
Jawab : Boleh, dengan syaratg memenuhi kewajiban-kewajibannya, yaitu memakai jilbab secara syar’i, tidak bercampur-baur dengan laki-laki kemudian memilih orang-orang yang paling dekat dengan manhaj ilmu yang benar untuk menghindari kerugian lebih besar dengan melakukan kesalahan sekecil-kecilnya (daf’ul mafsadatil qubra fis sughra).

Pertanyaan keempat
: “Bagaimana hukum syar’i berkenaan dengan kegiatan-kegiatan parlementer dan para anggotanya ?”
Jawab : Pertanyaan ini maksudnya masih belum jelas, dan sayapun tidak mengerti. Bila yang dimaksudkan adalah kegiatan anggota parlemen yang beragama Islam, sudah tentu dia harus memahami syariat Islam yang begitu luas cabang dan rantingnya. Jika dalam parlemen dibicarakan suatu masalah, sudah tentu dia harus membahasnya dalam perspektif Islam. Jika sesuai dengan syariat, ia harus mendukungnya, jika tidak, ia harus menolaknya, seperti menyatakan rasa kepercayaan kepada pemerintah atau bersumpah untuk membela undang-undang dasar dan sebagainya.

Adapun anggota-anggota parlemen yang ditanyakan di atas, barangkali yang Anda maksud adalah bagaimana sikap para anggota parlemen yang beragama Islam terhadap mereka yang tidak beragama Islam. Kalau itu yang Anda maksud, setiap anggota parlemen yang beragama Islam wajib bergabung dengan sesama anggota parlemen yang beragama Islam sebagaimana ALLAH firmankan :”Hendaklah kamu sekalian bersama-sama orang yang beriman.” (QS At Taubah : 119).

Jawaban dari pertanyaan kelima dan keenam (memang tidak disertakan pertanyaannya, pen) : “Sebenarnya sudah dapat dipahami dari jawaban-jawaban sebelumnya. Disini saya tambahkan, hendaklah para anggota FIS tidak hanya mengkonsentrasikan dirinya untuk meraih kekuasaan pemerintahan, sedangkan sebenarnya rakyat belum siap untuk menerima hukum-hukum Islam.

Untuk itulah, hendaknya lebih dahulu melakukan usaha-usaha pembukaan perguruan-perguruan tinggi dan sekolah-sekolah guna mendidik rakyat dan mengajarkan kepada mereka hukum-hukum agamanya berdasarkan sumber-sumber yang shahih. Selain itu, juga harus melatih mereka untuk mengamalkan apa yang diperoleh sehingga mereka tidak dipengaruhi oleh pertentangan-pertentangan partai dan golongan-golongan seperti yang terjadi sekarang, seperti di Afganistan, yang merupakan suatu hal yang sangat disayangkan. ALLAH berfirman : “Dan janganlah kamu sekalian menjadi golongan orang-orang musyrik, yaitu orang-orang yang memecah-belah, agamanya, setiap golongan membanggakan apa yang ada pada mereka.” (QS Ar Rum:31-32).

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda : “Janganlah kamu saling memutuskan hubungan, jangan saling membelakangi, jangan saling membenci, dan jangan saling mendengki, tetapi jadilah kamu sekalian bersaudara seperti yang ALLAH perintahkan kepadamu.” (HR Muslim)

Selayaknya kalian melakukan tashfiyah dan tarbiyah dengan sikap penuh ketenangan karena sikap ketenangan adalah dari Tuhan Yang Maha Rahman, sedangkan sikap yang tergesa-gesa adalah dari syaithan, sebagaimana sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam, yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Baihaqi.

Oleh karena itu, ada orang yang berkata : “Siapa saja yang melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa sebelum waktunya, dia akan mendapat bencana. Barangsiapa mau mengambil pelajaran dari orang lain, niscaya ia akan mendapatkan kebaikannya.”

Sesungguhnya telah ada gerakan-gerakan Islam sebelum kalian yang mencoba untuk melakukan perjuangan di parlementer sebagai jalan untuk mendirikan negara Islam. Akan tetapi, usahanya ternyata tidak membuahkan hasil sedikitpun. Hal itu dikarenakan mereka tidak mempraktekkan kata-kata hikmah berikut ini : “Dirikanlah negara Islam terlebih dahulu di dalam hatimu, niscaya akan berdiri pula di tanah airmu.” Kata-kata hikmah ini sejalan dengan hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, artinya “Sesungguhnya ALLAH tidak melihat rupa kamu dan harta kamu, tetapi Ia melihat hati kamu dan amal kamu.” (HR Muslim).

Hanya kepada ALLAH saya mengharapkan ilham dan bimbinganNya kepada kami, mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi kami, memberikan petunjuk kepada kami dan jalan untuk mengamalkan syariat Tuhan, dengan mengikuti sunnah Nabi kami dan manhaj kaum salaf kami. Kebaikan itu hanya dapat terwujud dengan mengikuti jejak mereka; dan keburukan akan muncul karena bid’ah. Semoga ALLAH menjauhkan kami dari angan-angan kami dan melindungi kami dari akibat buruknya serta menolong kami dalam melawan musuh-musuh kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan mengabulkan permohonan hambaNya.

Amman, Yordania, 19 Jumadil Akhir 1412 H,
Abu Abdurahman Muhammad Nashiruddin Al Albani

———————–

Catatan Kaki:
Silakan lihat Majalah Al-Ashalah edisi keempat halaman 15-22.

Sejumlah oknum hizbiyun memanfaatkan fatwa Syaikh AI-Albani tersehut. Mereka mengklaim Syaikh membolehkan masuk parlemen dan mengikuti pemilu.

Padahal fatwa Syaikh yang saya nukil ini merupakan bukti yang sangat jelas yang menyangkal klaim tersebut. Akan tetapi, karena kekhawatiran kami mereka akan memperdaya masyarakat awam dengan memanipulasi fatwa tersebut, maka kami jelaskan:

“Syaikh Al-Albani berpendapat haram hukumnya masuk parlemen berikut pemilu berdasarkan dua argumentasi berikut:

Pertama. Perbuatan itu termasuk bid’ah! Sebab, wasilah dakwah seperti ini adalah tauqifiyah (hanya boleh ditetapkan dengan wahyu).

Untuk penjelasan lebih lengkap silakan baca kitab: “AI-Hujaj Al-Qawiyyah ‘Alaa anna Wasaa-ilud Dakwah Tauqifiyah” karangan Abdussalam bin Barjas. Hal itu tidaklah bertentangan dengan penjelasan beliau bahwa perangkat-perangkatnya -bukan wasilahnya- ditetapkan dengaii kaidah umum maslahat mursalah.

Syaikh Al-Albani sering membawakan perkataan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Iqtidha’ Shirathul Mustaqim (halaman 278): “Semua perkara yang terdapat faktor pendorong untuk melakukannya pada zaman Rasulullah sekalipun perkara itu dianggap maslahat, namun tidak dilakukan, dapatlah diketahui bahwa perkara itu sebenarnya bukan maslahat kita semua tahu bahwa perkara ini adalah kesesatan meski kita belum mengetahui adanya larangan khusus atau kita telah mengetahui bahwa perkara itu membawa mafsadat!”

Saya telah menukil pernyataan Syaikh Al-Albani bahwa membentuk partai-partai untuk ikut serta dalam kancah politik bertentangan dengan petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Sewaktu di Makkah beliau diminta untuk turut serta dalam pemerintahan Qureisy namun beliau menolak. Sebab, beliau mendasari perjuangan beliau dengan pembinaan aqidah dan akhlak, sebagaimana hal ini dimaklumi dalam sejarah.

Masalah ini berkaitan dengan adanya dorongan untuk melakukannya namun tidak dilakukan. Dalam masalah ini ada tiga larangan. Pernyataan Syaikh setelah itu memperingatkan kita terhadap hal tersebut. Berkaitan dengan kerusakan yang terjadi, beliau telah memberi catatan penting sebagai jawabannya, wallahu waliyyul taufiq.

Kedua: Perbuatan itu termasuk menyerupai orang kafir. Tidak ada yang menyangkal bahwa sistem pemilu ini berasal dari mereka!

Kedua perkara di atas merupakan bukti bahwa Syaikh Al-Albani tidak mengharamkannya karena masa tertentu atau karena keadaan tertentu yang mungkin saja terhapus dengan maslahat pada masa atau keadaan tertentu pula.

Sekali-kali tidak! Bahkan beliau mengharamkan praktek pemilu itu sendiri! Jangan sekali-kali terkecoh dengan dispensasi vang beliau berikan untuk mengikuti pemilu bagi kaum muslimin, termasuk di dalamnya kaum wanita, karena beliau menyatakan seperti itu ketika para aktifis partai itu tetap bandel dan tidak punya keinginan lain kecuali masuk parlemen.

Berhubung mereka tetap bertahan dalam parlemen -meskipun ahli ilmu telah mengeluarkan fatwa- maka menurut beliau kaum muslimin yang lain tidak punya pilihan kecuali memilih partai yang paling Islami. Untuk menghindari kerusakan yang lebih besar dengan rnemilih kerusakan yang lebih kecil.

Akan tetapi Syaikh Al-Albani melarang bergabung bersama mereka dalam partai politik dan sistem. Satu pernyataan beliau kepada partai FIS dan lainnya yang telah berulang kali direkam adalah:

“Jika kalian tetap bersikeras dan tetap berkeinginan menjadi tumbal, maka bagi kaum muslimin yang lain hendaklah memilih partai-partai yang lebih Islami. Bukan karena mereka akan membawa kebaikan, namun untuk menekan kejahatan mereka.” Itulah pendapat Syaikh, hendaknya dipahami besar-benar!

Catatan: Anehnya, Abdurrahman Abdul Khaliq memenggal perkataan Syaikh Al-Albani tersebut saat menukilnya dalam kitabnya berjudul: ‘Masyruu’iyyatud Dukhuul Ilaa Majaalis Tasyri’iyyah’ hal 73. Kemudian mengklaim bahwa beliau melarangnya karena hal itu menyelisihi perkara yang lebih utama!

Begitulah katanya -semoga Allah memberinya hidayah-. Padahal tentunya dia tahu dan orang lain juga tahu bahwa Syaikh sangat keras menyanggahnya (Abdurrahman Abdul Khaliq, pentolan Sururi/At Turots, red) dalam masalah ini khususnya. Ketika Syaikh Al Albani mengundangnya ke rumah beliau untuk berdialog tentang masalah ini.

Namun ia tidak memenuhi undangan. Syaikh berkata kepadanya: Saya pesankan kepada Anda hai Abdurrahman agar tidak menjadi orang jahil.

Sengaja saya cantumkan penukilan berikut ini agar para pembaca tidak salah paham:

“Dalam sebuah kaset Silsilatul Huda wan Nuur no: (1/352) seseorang bertanya kepada Syaikh Al-Albani:

Penanya (P): Wahai Syaikh, kami dengar Anda membolehkan masuk parlemen dengan beberapa syarat.

Syaikh Al Albani : Tidak, saya tidak membolehkannya! Kalaupun syarat itu terpenuhi hanyalah bersifat teoritis belaka tidak mungkin diwujudkan. Apakah Anda ingat syarat-syarat tersebut?

P: Syarat pertama, ia harus dapat menjaga keselamatan dirinya.”

Syaikh Al Albani : Mungkinkah itu?

P: Saya belum mencobanya!

Syaikh Al Albani : Insya Allah Anda tidak akan mencobanya! Syarat-syarat tersebut tidak mungkin dipenuhi. Banyak kita saksikan orang-orang yang memiliki prinsip hidup yang lurus, kelihatan dari penampilannya, cara berpakaian islami…memelihara jenggot…namun ketika menjadi anggota parlemen penampilan mereka langsung berubah! Tentu saja mereka mengemukakan alasan dan mencari-cari pembenaran, kata mereka untuk menyesuaikan diri….

Banyak kita lihat orang-orang yang menjadi anggota parlemen dengan mengenakan pakaian tradisional arab yang islami. Selang beberapa hari kemudian mereka merubah pakaian dan penampilan. Apakah ini bukti kebaikan ataukah kerusakan?

P: Syaikh, yang dimaksud adalah saudara-saudara kita di Aljazair, tentang usaha mereka dan keikutsertaan mereka dalam kancah politik.

Syaikh Al Albani : Zaman sekarang ini saya tidak menganjurkan kaum muslimin di negeri Islam manapun terlibat dalam kegiatan politik…”

Dalam Silsilah itu juga nomor 353 side A, Syaikh berkata: “Menurut saya tidak perlu ditegakkan jihad, bahkan saya peringatkan agar tidak menegakkannya sekarang ini. Karena sarana-sarana fisik maupun non fisik, lahir maupun batin tidak mendukung kaum muslimin untuk menegakkan jihad di bumi manapun!”

Beliau berkata: “Kami melarang kaum muslimin dari ikatan-ikatan hizbiyah dengan mengatasnamakan Islam! Sekelompok orang mendirikan partai Islam ini ….yang lain membentuk partai Islam ini….Itulah salah satu bentuk hizbiyah! Padahal semuanya berjuang untuk Islam dan untuk kebaikan Islam.

Hanya Allah yang tahu apa sebenarnya yang terselip dalam hati mereka itu!

Oleh sebab itu menurut kami setiap negara Islam jangan memberi angin munculnya fenomena seperti ini, meskipun mengatasnamakan Islam. Cara-cara seperti itu bukan termasuk kebiasaan kaum muslimin! Namun merupakan kebiasaan kaum kafir: Itulah sebabnya Allah berfirman: “Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan.Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. “(QS. Ar-Ruum: 31-32)

(Dinukil dari “Madarikun Nadhor fis Siyasah” karya Syaikh Abdul Malik Ramadhani al Jazairi, Edisi Indonesia “Haramkah Partai, Pemilu dan Parlemen”, Bab V “Partai dan Parlemen – Dialog Syaikh Al-Albani dgn Pemuda FIS”)

sumber: http://almakassari.com/?p=340