Rabu, Februari 29, 2012

Berhati-hatilah dalam berucap…

  
Alhamdulillah, segala Puji bagi Allah yang telah memberikan berbagai nikmat kepada kita, kesehatan, keamanan, ketenangan, rizki berupa makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal, dan yang terpenting yaitu nikmat iman. Sungguh, dalam setiap tarikan nafas, ada nikmat yang tak terhingga. Dari mulai tidur, bangun dari tidur hingga tidur kembali, ada nikmat yang tiada terkira.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling sempurna diantara makhluk lainnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al quran:
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al Israa’ : 70).
Namun demikian, kemuliaan manusia akan terjaga jika manusia tersebut menggunakan segala kelebihan yang ada dalam dirinya secara seimbang dan optimal sesuai dengan kehendak Sang Pencipta. Diantara kelebihan yang harus kita jaga yaitu lisan (ucapan).
Seseorang yang mampu menjaga lisannya termasuk berjihad di Jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik orang mukmin, atau sebaik-baik kaum mukminin yang terbaik Islamnya adalah (ketika) orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Orang mukmin yang paling utama adalah orang mukmin yang paling baik akhlaknya. Orang muhajirin yang paling utama adalah orang yang berhijrah dari apa-apa yang Allah larang. Dan jihad yang paling utama adalah orang yang dapat melawan hawa nafsunya di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Imam Tabrani).
Salah satu cara kita untuk menjaga lisan yaitu dengan tidak mengolok-olok orang lain, misalnya dengan memanggil seseorang dengan ‘sebutan’ yang tidak ia sukai. Sering kali kita lengah dengan memanggil orang lain sesuai dengan keadaan fisik yang melekat padanya, misalnya kita memanggil teman kita yang memiliki kulit gelap dengan ‘si hitam’, teman kita yang bertubuh pendek kita panggil ‘si pendek’ … dengan ‘enteng’ kita memanggil teman kita TBC (‘telinga banyak coroknya’ ). Sebutan tersebut mungkin kita anggap biasa, hanya bercanda. Tetapi tahukah kita? Apa yang teman kita rasakan saat dia dipanggil dengan sebutan seperti itu? Tak terpikirkah pada diri kita bahwa mungkin ia telah tersakiti hatinya? Padahal dalam Al quran Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang kita untuk memanggil dengan galar yang buruk.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al Hujuraat : 11).
Melalui ayat ini jelaslah bahwa perbuatan mengejek, mencela, mencaci-maki seseorang, apalagi jika ia seorang muslim adalah termasuk perbuatan zalim. Janganlah kita merasa diri kita lebih baik dari orang lain dengan mengolok-olok, karena, bisa jadi orang yang kita olok-olok ternyata jauh lebih baik dari kita.
Berhati-hatilah dalam berucap anakku…
“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya seseorang berkata satu kalimat yang ia tidak menganggap apa-apa, tetapi memasukkan ia sejauh tujuh puluh tahun ke dalam neraka.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Marilah kita menjaga lisan kita. Setiap ucapan yang keluar dari lisan kita akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat.
Ya Allah, kami berlindung kepada Engkau dari kejahatan telinga kami, dari kejahatan pendengaran kami, dan dari kejahatan penglihatan kami, dan dari kejahatan lisan kami, dan dari kejahatan hati kami…Aamiin

Minggu, Februari 26, 2012

ENGKAU TERBAIK UNTUKKU

Selain memberi nafkah dan mencari rezeki, tanggungjawab suami juga bimbing anak dan isteri. Kalau suatu hari berselisih faham, tahan menuding jari. Duduk bebincang dan cari kata sepakat. Tiada bumi tak ditimpa hujan.

Berap ramai pasangan suami isteri hari ini bercerai di usia perkawinan yang masih muda. Mudah sekali menyatakan semuanya Takdir Tuhan, berpisah lantaran tiada lagi kesefahaman. Ikatan suci yang bermula dengan kasih dan cinta, berakhir dengan sengketa dan buruk sangka.
Saling memahami antara suami dan isteri bukan bisa dicapai sehari dua hari. Ia merupakan suatu perjalanan sepanjang usia perkawinan. Tantangan dan cobaan pastinya tidak sama, di awal, pertengahan dan di ujungnya. Sikap saling memberi dan menerima dipupuk. Memberi kelebihan diri untuk saling melengkapi. Menerima kekurangan untuk saling menginsyafi.

Memandang kelebihan pasangan daripada kekurangannya, insya Allah akan rasa sayang dan mempercayai seterusnya menghargainya.

Kaum wanita perkara remeh suamipun bisa jadi masalah besar, padahal bisa diatasi dengan cara berhikmah. Wanita, Allah jadikan peka dan perasa sedang lelaki sebaliknya, lebih fokuskan pada perkara yang besar dan isu yang lebih berat.

Isteri suka mengikuti emosi tanpa berfikir panjang. Cepat lupa kebaikan orang termasuk suami apabila berlaku sesuatu yang tidak mencapai kepuasan hati.
Fitrah manusia, dalam keadaan marah, sedikit sebanyak akan hilang pertimbangan. Menjaga keseimbangan hati, perasaan, dan pikiran, penting dalam menghadapi suatu ujian atau krisis, bukan saja dalam ujian rumah tangga tapi dalam masalah-masalah lain jua.

Adakalanya, isteri masam tanpa sepatah kata. Suami yang tidak tahu menahu, terus bersikap biasa. Maka isteri semakin masam, hilang cerianya. Menahan ego diri, ingin dipujuk dengan kata cinta, namun tidak berbicara dan bersemuka. Suami bertanya-tanya sendiri, akhirnya terasa hati. Salah siap kiranya, bila masing-masing memendam rasa. Kasih mulai bertukar marah. Marah marak menyala benci.

Ada suami yang tak pandai urusan rumah tangga, namun dia bijak berjenaka, memeriahkan suasana. Ada suami yang jarang menghadiahkan bunga, tapi selalu membelanjakan anak isteri dengan makanan istimewa. Dan banyak juga suami yang tidak biasa memujuk, bermain kata. Tapi mudah bertoleransi bila diminta bantu sini dan sana. Ketepikan kekurangannya dan ambil kelebihan. Pasti akan merasa bertuah memiliki pasangan hidup seperti “dia”. Senantiasa ‘memandang tinggi’ kehadiran pasangan kita.

Bukan hendak menuding jari pada salah satu semata-mata tanpa menyebut langsung silaf di pihak satunya. Bumi mana yang tidak tertimpa hujan, langit mana yang selalu cerah. Sedangkan lidah lagi tergigit, inikan pula sebagai manusia baik itu suami maupun seorang isteri yang asal dari latar berbeda.
Marilah kiranya menyusun jemari minta maaf dari lelaki benama suami/ wanita bernama isteri. Usak bertangguh lengah. Pandang wajahnya. Lihat matanya. Bisikan disanubari, “Terima kasih kekasihku. Engkau terbaik untiukku.”

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=290507837682582&set=a.244521135614586.58029.153300751403292&type=1

Sabtu, Februari 18, 2012

MENANGISLAH ...

Menangislah Saudaraku ...

Ketika diri tidak ringan bergerak dalam berbuat taat...


Menangislah ..

Ketika kenikmatan dunia senantiasa menghujani namun amal soleh tidak berbanding lurus dan meningkat dengan kenikmatan yang diterima. Dimanakah letak kurangnya kasih sayang Allah SWT kepada kita? Kita senantiasa menuntut hak kita terhadap Allah SWT, namun rasa syukur kita ketika mendapat nikmat-Nya tak pernah kita tunjukan dihadapan-Nya walau hanya sekedar ucapan “Alhamdulillah”.


Kita malah terlupa dan kadang lupa diri, bahwa apapun nikmat yang kita terima sesungguhnya berasal dari Allah SWT. Terkadang, kebanyakan dari kita hanya ingat kepada-Nya sewaktu diri tertimpa musibah dan kesempitan dalam hidup. Padahal, dengan mengingat Allah SWT disaat lapang dan kebahagiaan hidup menghampiri akan mendatangkan kecintaan Allah SWT dan insya Alloh di saat kesusahan menghampiri kehidupan, Allah SWT akan berbalik mengingat kita...



Menangislah ..

Untuk mengharapkan datangnya pertolongan Allah SWT terhadap diri kita, sehingga Dia mengaruniakan kekuatan dan pertolongan untuk memudahkan kita dalam rangka mendekat kepada-Nya.



Menangislah ..

Untuk setiap dosa yang pernah kita rajut dalam kehidupan walau kita tak akan mampu menghitung betapa besarnya keingkaran diri melebihi ketaatan kita kepada-Nya.

Pernahkah kita menangis atas kurangnya bekal persiapan untuk akhirat kita? Tempat yang kekal dan tujuan puncak kehidupan yang bekalnya kita persiapkan melalui dunia ini.


Menangislah ..

Sebagai tanda kelembutan dan hidupnya hati yang senantiasa siap untuk menerima nasehat dan kebenaran yang datang.


Menangislah saudaraku ..
karena Allah .. dan hanya untuk Allah semata ...



Semoga Allah SWT senantiasa memberikan pertolongan-Nya serta menjauhkan kita dari sifat tercela ...Aamin ya Rahman ya Rahim ..
karena tanpa pertolongan dan Rahmat Nya , tak seorangpun mampu melakukan kebajikan di atas permukaan bumi ini..

http://www.facebook.com/media/set/?set=a.285295444870488.65934.153300751403292&type=1

ISTIKHARAH CINTA ͺͺͺͺͺͺͺͺͺͺ

Yaa Allah, yaa Rabbi... demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Mu, bukannya aku tak percaya akan janji-Mu, aku teramat yakin atas janji-Mu, karena itu adalah sebuah kepastian. Jikalau memang telah Engkau catatkan dia tercipta buatku... Seandainya telah Engkau gariskan dia menjadi pendamping ku... Maka jodohkanlah kami, Satukanlah hatinya dengan hatiku. Selipkanlahlah kebahagiaan di antara kami, Agar kemesraan itu terjadi dan abadi. Tetapi... Yaa Allah, yaa Ilahi... Jikalau memang telah Engkau tetapkan dia bukan untuk ku Seandainya telah Engkau takdirkan dia bukan Ibu/ayah dari anak-anakku... Bawalah dia pergi jauh dari pandanganku, Hapuskanlah dia dari ingatanku, Dan serta periharalah daku dari kekecewaan ini. Yaa Allah, Yang Maha Mengerti... Berikanlah aku kekuatan, Menolak bayangannya jauh sejauh-jauhnya dari lubuk hati, Agar daku senantiasa tenang dan senang, Walaupun tak bersanding dengannya di pelaminan. Karena ku yakin, Engkau akan menggantikannya dengan yang jauh lebih baik... Yaa Allah, Yang Maha Cinta... Ku pasrahkan hidup dan kehidupanku pada Qadla dan Qadhar-Mu. Cukuplah hanya Engkau yang menjadi pemeliharaku, di dunia dan akhirat... Dengarkanlah rintihan hati dari hamba-Mu yang dhaif ini, Dengarkanlah goresan hati dari hamba-Mu yang naif ini, Jangan Engkau biarkan daku sendirian, di dunia ini maupun di akhirat... Dan karuniakanlah kepadaku keturunan yang shaleh dan shalehah, Keturunan yang siap menjadi Pencinta Mu dan menegakkan syiar agama Mu Yaa Allah, yaa Arhamar Rahimiin... Perkenankanlah... Kabulkan... Amiin... Amin... Yaa Rabbal ‘Alamiin..

Jumat, Februari 03, 2012

MENCINTAI DALAM HENING

Duhai gadis..
maukah ku beritahukan padamu bagaimana mencintai dengan indah..?
Inginkah ku bisikkan bagaimana mencintai dengan syahdu..

Maka dengarlah..
Gadis..Saat ku jatuh cinta..Tak akan ku berucap..Tak akan ku berkata..
Namun ku hanya akan diam..

Saat ku mencintai..takkan pernah ku menyatakan..Tak akan ku menggoreskan..
Yang ku lakukan hanyalah diam..

Aku tahu..cinta adalah fitrah..sebuah anugrah tak terperih..
Karena cinta adalah kehidupan..Karena rasa itu adalah cahaya..

Aku tahu..hidup tanpa cinta..bagaikan hidup dalam gelap gulita..
Namun.. Saat rasa itu menyapa..maka hadapi dgn anggun..
Karena rasa itu ibarat belenggu pelangi..dengan begitu banyak warna...

Cinta terkadang mebuatmu bahagia..namun tak jarang mbuatmu menderita..
Cinta ada kalanya manis bagaikan gula..Namun juga mampu memberi pahit yang sangat getir..
Cinta adalah perangkap rasa..
Sekali kau salah berlaku..maka kau akan terkungkung dalam waktu yang lama dalam lingkaran derita..

Maka gadis..
Agar kau dapat keluar dari belenggu itu..Dan mampu melaluinya dgn anggun..
Maka mencintailah dalam hening..Dalam diam..
Tak perlu kau lari..tak perlu kau hindari..
Namun juga..jangan kau sikapi dgn berlebihan..
Jangan kau umbar rasamu..Jangan kau tumpahkan segala sukamu..

Cobalah merenung sejenak dan fikirkan dgn tenang..
Kita percaya takdir bukan? ..Kita tahu dengan sangat jelas...
Dia..Allah telah mengatur segalanya dengan begitu rapinya..?
Jadi..apa yang kau risaukan..? Biarkan Allah yg mengaturnya..
Dan yakinlah di tangan-Nya semua akan baik-baik saja..

Cobalah renungkan...
Dia yang kau cinta..belum tentu atau mungkin tak akan pernah menjadi milikmu..
Dia yang kau puja..yang kau ingat saat siang dan yang kau tangisi ketika malam..
Akankah dia yang telah Allah takdirkan denganmu..?

Gadis..kita tak tahu dan tak akan pernah tahu Hingga saatnya tiba..
Maka ku ingatkan padamu..
tidakkah kau malu jika semua rasa telah kau umbar...
Namun ternyata kelak bukan kau yg dia pilih untuk mendampingi hidupnya..?

Gadis..Karena cintamu begitu agung untuk di umbar..
Begitu mulia untuk di tampakkan..Begitu sakral untuk di tumpahkan..

Dan sadarilah gadis..
fitrahmu wanita adalah pemalu..Dan kau indah karena sifat malumu..
jadikan malu sebagai selendangmu..
Maka tawan hatimu sendiri dalam sangkar keimanan..Dalam jeruji kesetiaan..
Yah.. Kesetiaan padanya yg telah Allah tuliskan namamu dan namanya di Lauhul Mahfuzh..Jauh sebelum bumi dan langit dicipta..

Maka cintailah dalam hening...
Agar jika memang bukan dia yg ditakdirkan untukmu..Maka cukuplah Allah dan kau yg tahu segala rasamu..
Agar kesucianmu tetap terjaga..Agar keanggunanmu tetap terbias..

Maka ku beritahukan padamu..
Pegang kendali hatimu..Jangan kau lepaskan.
Acuhkan semua godaan yg menghampirimu..
Cinta bukan untuk kau hancurkan..bukan untuk kau musnahkan..
Namun cinta hanya butuh kau kendalikan..hanya cukup kau arahkan..

Gadis...
yang kau butuhkan hanya waktu..sabar dan percaya..
Maka..peganglah kendali hatimu..Lalu Arahkan pada-Nya..
Dan cintailah dalam diam..Dalam hening..
Itu jauh lebih indah..Jauh lebih suci..