Bismillaahirrohmaanirrohiim ..
Kajian Islam :Tiga Landasan Utamaoleh : Syaikh Muhammad At-Tamimi
MENGENAL ALLAH subhanahu wata’aala
Kilauan Mutiara Hikmah Dari Perkataan Salaful Ummah
Apabila
anda ditanya; Siapakah Tuhanmu? Maka katakanlah: Tuhanku adalah Allah
yang telah memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan
segala ni’mat yang dikaruniakan-Nya. Dan Dialah Sembahanku, tiada bagiku
sesembahan yang haq selain Dia. Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
“Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam.” (Surah
Al-Fatihah: 2)
Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan aku adalah bagian dari semesta alam.
Selanjutnya,
jika anda ditanya: Melalui apa anda mengenal Tuhan? Maka hendaklah
anda jawab: Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya.
Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah tujuh langit dan tujuh bumi
serta yang ada di antara keduanya. Firman Allah subhanahu wata’aala
yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam,
siang, matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan
janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada
Allah yang menciptakannya, jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya
beribadah.” (Surah Fushsilat: 37).
Dan firman-Nya yang artinya:
“Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan
Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang
(semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah
mencipta dan memerintah itu. Mahasuci Allah Tuhan semesta alam” (Surah
Al-A’raf: 54)
Tuhan inilah yang haq disembah. Dalilnya, firman
Allah Ta’ala yang artinya: “Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu
bertaqwa. (Tuhan) yang telah menjadikan untukmu bumi ini sebagai
hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan air (hujan) dari
langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai
rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu
bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Surah Al-Baqarah: 21-22).
Ibnu
Katsir-(1) rahimahullah, mengatakan: “Hanya Pencipta segala sesuatu
yang ada inilah yang berhak disembah dengan segala macam ibadah.”-(2) Dan
macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah subhanahu wata’aala itu,
antara lain: Islam-(3), iman, ihsan, doa, khauf (takut), raja’
(pengharapan), tawakal, raghbah (penuh minat), rahbah (cemas), khusyu’
(tunduk), khasyyah (takut), inabah (kembali kepada Allah), isti’anah
(memohon pertolongan), isti’adzah (memohon perlindungan), istighatsah
(memohon pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), dzabh
(penyembelihan), nadzar, dan macam-macam ibadah lainya yang
diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’aala.
Allah subhanahu
wata’aala berfirman yang artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu
adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang pun
di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (Surah Al-Jinn: 18)
Karena
itu, barangsiapa menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah
subhanahu wata’aala, maka ia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah
Ta’ala yang artinya: “Dan barangsiapa menyembah sesembahan yang lain di
samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada satu dalil pun baginya
tentang ini, maka benar-benar balasannya ada pada Tuhannya. Sungguh
tiada beruntung orang-orang kafir itu.” (Surah Al-Mu’minuun: 117)
Dalil macam-macam ibadah:
*Dalil doa:
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah
kamu kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu’. Sesungguhnya,
orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti akan masuk
neraka dalam keadaan hina dina.” (Surah Ghaafir: 60)
Dan diriwayatkan dalam hadits:
الدُّعَـاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ.
“Doa itu adalah sari ibadah”-(4)*Dalil khauf (takut)
Firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya: “Maka janganlah kamu
takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar
orang yang beriman.” (Surah Ali ‘Imran: 175)
*Dalil raja’ (pengharapan):
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Untuk itu, barangsiapa yang
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal shaleh dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah
kepada Tuhannya.” (Surah Al-Kahfi: 110)
*Dalil tawakkal (berserah diri):
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Dan hanya kepada Allahlah supaya
kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Surah
Al-Maa’idah: 23)
Dan firman-Nya yang artinya: “Dan barangsiapa
yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang Mencukupinya.” (Surah
Ath-Thalaaq: 3).
*Dalil raghbah (penuh minat), rahbah (cemas) dan khusyu’ (tunduk):
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Sesungguhnya mereka itu senantiasa
berlomba-lomba dalam (mengerjakan) kebaikan-kebaikan serta mereka
berdoa kepada Kami dengan penuh minat (kepada rahmat Kami) dan cemas
(akan siksa Kami), sedang mereka itu selalu tunduk hanya kepada Kami.”
(Surah Al-Anbiyaa’: 90).*Dalil khasyyah (takut)
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku.” (Surah Al-Baqarah: 150).
*Dalil inabah (kembali kepada Allah):
Firman
Allah Ta’ala yang artinya: “Dan kembalilah kepda Tuhanmu serta
berserahdirilah kepada-Nya (dengan menaati perintah-Nya) sebelum datang
adzab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat tertolong lagi.” (Surah
Az-Zumar: 54)
*Dalil isti’anah (memohon pertolongan):
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Hanya kepada Engkaulah kami
beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”
(Al-Fatihah: 4)
Dan diriwayatkan dalam hadits:
إِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ.
“Apabila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah.”-(5)
*Dalil isti’adzah (memohon pelindungan):
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Shubuh.” (Surah Al-Falaq: 1)
Dan firman-Nya yang artinya: “Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Tuhan manusia, Penguasa manusia…’.” (Surah An-Naas: 1-2)
*Dalil istighatsah (memohon pertolongan kepada Tuhanmu untuk dimenangkan atau diselamatkan):
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “(Ingatlah) tatkala kamu memohon
pertolongan kepada Tuhanmu untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin),
lalu diperkenankan-Nya bagimu…”. (Surah Al-Anfal: 9)
Dalil dzabh (pemyembelihan):
Firman
Allah Ta’ala yang artinya: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya shalatku,
penyem-belihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta
alam; tiada sesuatupun sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang-orang yang pertama kali berserah diri
kepada-Nya)’”. (Surah Al-An’aam: 162-163)
Dan dalil dari Sunnah:
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ.
“Allah melaknat orang yang menyembelih (binatang) bukan karena Allah..”.-(6)*
Dalil nadzar:
Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Mereka menunaikan nadzar dan takut
akan suatu hari yang siksanya merata di mana-mana.” (Surah Al-Insaan:
7).
CATATAN KAKIo
(1). Abu Al-Fidaa’: Isma’il bin Umar bin
Katsir Al-Qurasyi Ad-Dimasyqi (701-774 H = 1302 – 1373 M). Seorang
ahli hadits, tafsir, fiqh dan sejarah. Di antara karyanya: Tafsir
Al-Qur’an Al-Azhiim, Thabaqaat Al-Fuqahaa’ Asy-Syaafi’iyyin,
Al-Bidaayah Wan-Nihaayah (Sejarah), Ikhtisar Uluum Al-Hadits, Syarh
Shahih Al-Bukhari (belum sempat diselesaikan)o
(2). Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhiim, (Cairo: Maktabah Dar At-Turats, 1400 H). jilid 1, hal. 57.o
(3). Islam, yang dimaksud di sini, adalah: syahadat, shalat, shiyam, zakat dan haji.o
(4). Hadits riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jaami’ Ash-Shahih, kitab
Ad-Da’awaaat. Bab 1. Dan maksud hadits ini: Bahwa segala macam ibadah,
baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu’min,
seperti; mencari nafkah yang halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim
dll. Semestinya diiringi dengan permohonan ridha Allah dan pengharapan
balasan ukhrawi. Oleh karena itu, doa (permohonan dan pengharapan
tersebut) disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, sebagai
sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak ibadah.o
(5). Hadits riwayat At-Tirmidzi dalam Al-Jami’ Ash-Shahih, kitab
Shifaat Al-Qiyammah war Raqaa’iq wa-l-Wara’, bab 59; dan riwayat Imam
Ahmad dalam Al-Musnad (Beirut: Al-Maktab Al-Islami, 1403 H), jilid 1,
hal. 293, 303, 307.o
(6). Hadits riwayat Muslim dalam
Shahih-nya, kitab Al-Adhaahi, bab 8; dan riwayat Imam Ahmad dalam
Al-Musnad, jilid 1, hal. 108 dan 152.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar