Minggu, Mei 19, 2013

Allah memerintahkan berdo’a dan berjanji akan mengabulkannya.

DO'A adalah Ibadah.
Oleh :Abdul Aziz Bin Abdillah Adh-Dhubai’i.

Doa merupakan amalan Ibadah sebagaimana yang di katakan Rasulullah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam. Dan do’a mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah Dzat yang mengetahui hal-hal yang ghaib.

Khalid Ar Rib’iy mengatakan: Saya kagum perkara umat ini dalam ayat :

(أدعوني أستجب لكم) Allah memerintahkan berdo’a dan berjanji akan mengabulkannya tanpa syarat.

Ibrahim bin Adham mengumpulkan beberapa perkara yang menghalangi dikabulkanya do’a, ketika beliau ditanya mengapa kami pada berdo’a tetapi tidak dikabulkan maka beliau menjawab:

"Kamu sekalian mengimani Allah tetapi kamu tidak mentaati-Nya,
Dan mengimani rasul-Nya tetapi kamu tidak mau mengikuti sunnahnya,
dan kamu sekalian membaca Al-Qur’an tetapi tidak mau mengamalkannya,
dan kalian semua makan nikmat-nikmat Allah tetapi tidak mensyukuri Nya,
dan kamu sekalian mengimani adanya surga tetapi tidak mau mencarinyanya,
dan kamu sekalian mengimani adanya neraka tetapi tidak menghindar daripadanya,
dan kamu sekalian tahu syetan itu musuh nyata tetapi tidak mau memeranginya,
dan kamu sekalian tahu akan kematian tapi tidak mau bersiap-siap untuk menghadapinya,
dan kamu sekalian mengubur mayit tapi tidak mau mengambil pelajaran,
dan kamu sekalian selalu sibuk dengan aibnya orang lain tetapi lupa akan aibmu sendiri,
maka sungguh semua perkara itulah yang menghalangi dikabulkannya do’a, dan mudah-mudahan Allah menunjukkan kita semua dan mensucikan hati kita sekalian".


Dan sungguh Allah telah mengabulkan do’a mahluk terlaknat yaitu Iblis;
Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh". (Al Hajr: 36-37)

Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Senantiasa dikabulkan do'a seorang hamba selama tidak berdo'a dengan hal dosa dan memutus hubungan silaturrahmi selama tidak terburu-buru, dikatakan, Ya Rasulullah Isti'jal itu apa? Jawab beliau: "Seseorang mengatakan sungguh aku telah berdo'a tapi tidak juga dikabulkan, maka orang itu lalu meninggalkan do'a." (HR.Muslim)

Imam Sahl bin Abdullah At Tustury mengumpulkan 7 syarat berdo'a yaitu:
1- Tadharru’ (merendahkan diri dihadapan Allah)
2- Al Khauf (takut akan keagungan Allah)
3- Ar Raja’ (mengharap rahmat dan terkabulnya do'a )
4- Al Mudawamah (kontinyu tanpa putus asa)
5- Khusyu’
6- Makan makanan yang halal
7- Umum (berdo'a dengan lengkap, yaitu memulai dengan memuji Allah kemudian bershalawat atas Nabi Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam kemudian baru berdo'a untuk kebaikan dunia dan akherat untuk dirinya sendiri, kedua orang tua dan seluruh orang islam)

Ibnu Atha’ mengatakan :
Do’a mempunyai 4 unsur yaitu : Rukun (tiang), Sayap (hal-hal yang menopang), Waktu dan sebab.
1- Rukun do’a : Hadirnya hati, Yakin, tenang dan khusu’.
2- Sayap do’a : Sungguh-sungguh dan jujur
3- Waktu do’a : Saat 1/3 malam yang akhir
4- Sebab-sebab diterimanya do'a : Memperbanyak Shalawat kepada Nabi Muhammad

WAKTU, TEMPAT & KEADAAN MUSTAJAB UNTUK BERDO'A

1- Do'a di waktu sahur (sepertiga malam yang akhir).

Rasulullah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Setiap malam Allah turun ke langit bumi ketika sepertiga malam yang akhir, Allah berfirman: barang siapa yang berdo'a kepada-Ku akan Aku kabulkan, barang siapa yang meminta akan Aku beri, barang siapa yang minta ampun kepada-Ku akan Aku ampuni(dosa-dosa) nya." (HR. Muttafaq 'Alaih)

2- Do'a diwaktu sujud
Dari Abu Hurairah , Rasulullah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Jarak paling dekat seorang hamba dengan Tuhan nya yaitu ketika sedang sujud, maka perbanyaklan do'a padanya". (HR. Muslim)

3- Do'a diantara adzan dan iqamah.
Dari Anas bin Malik , Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Do'a yang dipanjatkan saat antara adzan dengan iqamat tidak akan tertolak ". (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

4- Do’a Musafir, Do'a orang Tua buat Anaknya, Do'a orang teraniaya
Dari Abu Hurairah , Rasulullah Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Ada 3 jenis Do'a yang mustajab;

Do'a orang tua (atas anaknya),
Do'a orang teraniaya,
Do'a Musafir ".

(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah &Ahmad)

5- Do'a pada beberapa saat di siang hari Jum'at.

Dari Abu Hurairah , Dari Nabi sesungguhnya Ia bersabda: " Sesungguhnya pada hari Jum'at ada waktu, jika ada seorang hamba berdo'a memohon kepada Allah sesuatu kebaikan pada saat itu pasti Allah akan mengkabulkannya ". (HR. Muslim)

Para Ulama berselisih pendapat mengenai waktu mustajab di hari Jum'at ini ; ada yang mengatakan ;
- Waktu ketika menunggu Khatib naik mimbar,
- Waktu setelah Ashar sampai tenggelamnya matahari Wallah A'lam.

6- Do’a seorang muslim buat Saudaranya dari kejauhan

Dari Abu Darda' , Bahwasanya ia mendengar Nabi bersabda: " Tidak ada seorang muslim yang mendo'akan baik buat saudaranya dari kejauhan kecuali malaikat yang ditugaskan mengatakan padanya: dan bagimu kebaikan serupa ". (HR. Muslim)

Do’a yang melampaui batas

Ada sebagian orang yang melampaui batas dalam berdo’a baik sebagai imam atau ma’mum yaitu berdo'a dengan : mengeraskan suara, atau berdo’a dengan hal yang tidak pernah diajarkan Rasulullah seperti minta rizqi yang haram, atau berdo’a dengan hal-hal yang mustahil seperti minta hidup kekal di dunia, atau ingin mengetahui perkara ghaib, dan perkara- perkara lainnya. Bahkan perkara-perkara itu dilarang oleh Allah dengan firmannya:

Berdoalah kepada Rabb-mu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. ( Al- A’raf: 55)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan beberapa faedah melirihkan suara dalam do’a yaitu :
Menunjukkan keimanan yang dalam bagi orang yang berdo’a bahwasanya Allah maha mendengar.
Menunjukkan adab dan pengagungan kepada Allah karena jika kepada raja di dunia saja sesorang tidak berani mengeraskan suaranya apalagi berhadapan dengan Maharaja (Allah) tentunya lebih utama.
Lebih bisa sungguh-sungguh dan khusyu'.
Menunjuk kan keikhlasan.
Dengan suara lirih seseorang bisa menyatukan hati dan mengkonsentrasikan fikiran, sehingga merasa hina di hadapan Allah, yang tidak bisa dicapai dengan suara keras.
Menunjukkan kedekatan seseorang dengan Allah.
Allah memuji Zakariya dengan firmannya:
Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (Maryam : 3)
Dengan suara lirih lebih bisa berdo’a dengan kontinyu, karena dengan suara lirih anggota badan juga lisan kita tidak lelah lain halnya kalau dengan suara keras.
Melirihkan do’a bisa menghindarkan hal-hal yang memotong dan menghalangi do’a kita, karena orang lain tidak ada yang mendengarnya lain kalau dengan suara keras.
Menghadapkan diri kepada Allah dan beribadah adalah kenikmatan yang besar dan setiap kenikmatan pasti ada orang yang dengki, maka dengan melirihkan suara akan terhindar dari hasad orang yang dengki.
Sesungguhnya do’a adalah dzikir kepada yang diseru yaitu Allah yang mengandung unsur permintaan dan pujian kepadanya dengan menyebut nama-nama dan sifat-sifat nya yang mulia.
http://ukhtifr.blogspot.com/2013/05/allah-memerintahkan-berdoa-dan-berjanji_1652.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar