Sabtu, Januari 08, 2011

Wasiat Imam Ibnu Jauzi kepada sang buah hatinya

Sekilas tentang Ibnul Jauzi:

Imam Ibnu Jauzi adalah seorang ahli fikih, penasehat dan pakar pendidikan hati (tarbiyatun nufus). Majelis taklimnya dikenal dengan jama'ahnya yang berjumlah ribuan orang. Bahkan pernah sesak oleh ratusan ribu orang. Apabila acara taklimnya diadakan ba'da ashar, maka dari pagi jama'ahnya sudah menyesaki lokasi dan saling berebutan tempat. (Lihat: Siyar A'lam Nubala oleh Imam Dzahabi 21/365 dan Dzail Thobaqot Hanabilah oleh Ibnu Rajab Hambali 1/399)

Wasiatnya kepada sang buah hati:

Memburu keutamaan dalam agama:

Ibnul Jauzi memiliki banyak karya tulisan. Yang paling masyhur di antaranya adalah kitab لفتة الكبد فى نصيحة الولد . Ibnu Jauzi berwasiat kepada anaknya Muhammad yang dijuluki dengan Abu Qosim. Katanya:


Wahai anakku...Ketahuilah -Semoga Allah merestuimu- bahwa anak Adam tidak diistimewakan dengan akal melainkan agar ia mengajaknya berpikir. Untuk itulah hadirkanlah akalmu, gerakkanlah ia dan tegurlah dirimu dengan akalmu itu, niscaya akan jelas olehmu bahwa dirimu itu adalah makhluk yang memiliki beban dalam hidup ini(mukallaf). Engkau diwajibkan melaksanakan ibadah-ibadah fardhu. Dua malaikat selalu menyertaimu dengan menghitung lafaz-lafaz dan pandangan matamu. Sesungguhnya nafas-nafas kehidupan adalah derap-derap langkah menuju ajal, batas kontrakmu di dunia ini sangat sebentar, sementara 'penjara' di dalam kubur amat lama sekali, lalu siksa yang mengiringi hawa nafsu terasa sangat keras. Lantas, di manakah kelezatan kemarin (di dunia)?! Ia telah pergi dan meninggalkan penyesalannya. Dan di mana pulakah syahwat diri itu?! Ia t'lah meninggalkan isi kepala dan lenyap sudah.

Tidaklah orang yang berbahagia itu kecuali karena ia melawan hawa nafsunya. Dan tidaklah orang celaka melainkan karena ia lebih mementingkan dunianya...
Malas meraih berbagai keutamaan dalam agama adalah seburuk-buruknya teman dekat dan cinta kesantaian akan mewarisi penyesalan..,Waspadalah! dan tegurlah dirimu! Ketahuilah bahwa melaksanakan kewajiban agama dan meninggalkan hal-hal yang haram merupakan suatu keharusan. Kapan saja seseorang melampaui batas, maka nerakalah yang dijanjikan untuknya.

Ketahuilah, bahwa mencari keutamaan adalah akhir keinginan mereka yang bersungguh-sungguh. Dan dengan sungguh-sungguh itulah kekuatan hadir..

Oleh karena itu orang yang memiliki cita-cita besar harus meraih segala keutamaan itu, kemudian menyibukkan diri dengan menghafal al-Qur'an dan mempelajari tafsirnya, hadits Rasulullah saw, mengenal siroh beliau saw dan siroh para sahabatnya, dan para ulama setelah mereka, untuk menentukan pilihan martabat yang lebih tinggi..

Tidaklah cita-cita mulia itu terhenti melainkan karena kejelekannya. Sebab, kalau tidak, kapan saja himmah (cita-cita mulia) itu meninggi ia tidak akan tergoda oleh dunia.

Kapan saja engkau melihat dalam dirimu ada rasa lemah (bete), bertanyalah kepada Allah, atau rasa malas mengadulah kepada-Nya. Engkau tidak akan memperoleh kebaikan selain dengan mentaati-Nya. Dan tidaklah kebaikan itu terlewati dari dirimu kecuali lantaran kemaksiatan yang engkau lakukan.

Pengalaman hidup:

Aku akan ceritakan sekilas pengalaman hidupku. Mudah-mudahan kamu bisa mencontohnya.
Aku punya himmah (cita-cita yang besar dan mulia) yang besar sekali. Suatu kali aku berada di kelas tempat belajar dan menghafal al-Qur'an. Waktu itu usiaku sekitar 6 tahun. Aku punya teman-teman bermain yang usianya jauh di atasku. Kala itu aku dikarunia akal yang matang melebihi akal orang-orang dewasa. Sedikitpun aku tidak senang bermain bersama teman-teman sebayaku di jalan-jalan, dan tertawa terbahak-bahak bersama mereka.

Suatu kali, disaat umurku 7 tahun, aku datang ke teras masjid untuk mencari hadits. Tiba-tiba terdengar seseorang sedang membacakan sanad (riwayat hadits atau al-Qur'an) yang sangat panjang. Seketika aku hafal semua yang aku dengar itu. Dan kemudian aku pulang dan menuliskannya di rumah..

Sungguh, Allah telah memanag dan mendidik diriku ini, memberikan pahala yang lebih baik bagiku, menjagaku dari musuh-musuh dan para pendengki yang membuat makar atasku, membentangkan sebab-sebab turunnya ilmu, memberikan penghasilan kepadaku dari arah yang tidak aku sangka-sangka, memberikan karunia pemahaman, cepat menghafal dan pandai menulis buku. Sedikitpun aku tidak menyukai dunia. Malah Allah membuatku merasa cukup dengannya dan menambahkan lebih bagiku serta aku bisa diterima oleh semua secara luas oleh manusia...

Aku pernah berkeliling mendengarkan hadits dari para guru, nafasku hampir putus karena keletihan berlari agar tidak tertinggal mereka. Pernah juga aku bangun pagi dan tidak memiliki makanan sedikitpun. Demikian pula di sore harinya.

Rahasia dari itu adalah bahwa aku mengumpulkan semua wasiatku itu dari firman Allah swt yang berbunyi:

واتقوا الله ويعلمكم الله

Artinya: "Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Dia akan mengajarkanmu.."(Qs al-Baqoroh: 282).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar