“Mana ada wanita yang mau diduakan? ngerasa dikhianati.” Aku menangis tersedu di pundak sahabatku.
“Sabar..sabar,” kata sahabatku enteng.
“Ah..kamu enak bilang sabar, nggak ngerasain apa yang sedang aku rasakan sekarang!”
Sahabatku tersenyum penuh arti,”paling
nggak enak memang kalau diduakan, merasa dikhianati, merasa dibohongi,
merasa dibodohi, dan merasa-merasa yang lainnya. Kamu berpikir seperti
itu karena diduakan pacar kamu, pernah nggak kamu berpikir kalau kamu
telah menduakan Dzat yang menciptakan wajahmu sehingga kamu disukai
karena kecantikanmu?”
Tiba-tiba saja air mataku terhenti, berganti dengan keterpanaan atas ucapan sahabatku.
***
Saat kita diduakan oleh pasangan, kita
merasa dikhianati. Tapi kita tidak menyadari bahwa kita sedang
menduakan-Nya, bukankah berarti kita sedang mengkhianati-Nya?
Disadari atau tidak, banyak dari kita
yang lupa bahwa kita lebih mementingkan makhluk-Nya daripada
Penciptanya. Bahkan kita sering kali lebih mencintai apa yang tampak
dihadapan kita seperti harta, tahta juga pasangan kita.
Memang tidaklah mudah melepaskan diri
dari keterikatan hati pada sesuatu yang kita cintai, kita bahkan sering
memenuhi pikiran dan perasaan kita dengannya. Namun, bukan lagi sebuah
pilihan tapi menjadi sebuah keharusan ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala
menjadi yang pertama dan terbesar di hati kita.
“Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah [2] : 165)
Sungguh,
sangat disayangkan jikalau kita lupa akan cinta Allah Subhanahu Wa
Ta’ala kepada kita, karena mata dan hati kita telah ditutupi kecintaan
pada makhluk-Nya. Kita membutakan diri dari cinta-Nya dan jatuh cinta
pada penghambaan kepada dunia,padahal jelaslah apa yang ada di dunia ini
tidaklah kekal sedangkan kita justru menjauihi kenikmatan yang kekal.
Bagaimana kalbu akan bersinar dengan
cinta-Nya sedangkan gambaran cinta pada harta, tahta, apalagi pasangan
melekat erat di hati? Kita tak pernah mau diduakan, tak pernah mau
dikhianati, tapi bagaimana mungkin hati bisa dengan mudah berkhianat dan
menduakan-Nya?
Namun sadarkah kita? Ketika kita sibuk
mencintai pasangan kita dan lupa akan cinta Allah, Allah Subhanahu Wa
Ta’ala tak pernah berpaling sedikit pun atau lupa memberikan cinta-Nya
pada kita. Bukankah ini tidak adil? Masih kah kita terus menuntut
keadilan pada Allah Azza Wa Jalla sedangkan kita masih tidak mampu adil
pada-Nya?
Benarlah, bahwa kita memang tidak mampu
melepaskan cinta pada makhluk-Nya terlebih pada pasangan kita, tapi
bukan berarti kita jadi melupakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Alangkah
menyenangkannya jika kecintaan kita pada pasangan karena kecintaan kita
yang teramat sangat pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Orang-orang yang mencintai karena Allah
Subhanahu Wa Ta’ala akan mengaplikasikan cintanya untuk orang yang dia
kasihi dengan perbuatan dan perilaku menuju sebuah kebenaran bukan pada
sebuah kemaksiatan, seperti yang sering kita lihat, mengaku mencintai
karena Allah namun khalwat terus berjalan.
Sahabat BMB, mari kita buka mata dan
hati kita. Jangan duakan Dia dengan cinta selain-Nya, karena kita pun
sebagai manusia enggan diduakan apalagi merasa dikhianati. Jadilah orang
yang berpikir cerdas, yang berusaha memperoleh puncak kesadaran dan
kearifan hidup. Tidak pernah mau berpaling dari-Nya, sebab kita sangat
membutuhkan-Nya. Bersama-Nya kita akan makin memahami arti cinta
sesungguhnya.
Allahu a’lam bish shawwab.http://www.bukanmuslimahbiasa.com/2011/09/jangan-dua-kan-aku.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar